Afghanistan - Perang di Afghanistan tak hanya melukai orang dewasa. Anak-anak pun tak luput menjadi korban keganasannya. Berikut foto-fotonya.
Foto
Potret Anak-anak Korban Perang Afghanistan

Perang tak hanya menghancurkan rumah maupun merampas harta benda warga di Afghanistan. Tak sedikit anak-anak yang turut menjadi korban keganasan perang.
Ismatullah membawa Eimal, anaknya yang berumur 9 tahun, menuju ke kamar mandi rumah sakit di kawasan Kabul, Afghanistan. Eimal menjadi salah satu anak yang menjadi korban perang di Afganistan.
Perang yang telah berlangsung sejak 18 tahun lalu di Afghanistan tersebut tak hanya melukai orang dewasa. Tak sedikit anak-anak yang juga terluka akibat keganasan perang.
Luka yang cukup parah pada anak-anak korban perang itu membuat beberapa di antara mereka kini harus hidup dalam kondisi cacat.
Dilansir dari AP, tak diketahui pasti berapa jumlah total anak-anak yang terbunuh atau cacat akibat perang Afghanistan. Namun, dengan populasi di mana hampir 50% berusia di bawah 20 tahun, kerugian di kalangan kaum muda cukup luar biasa.
Sejumlah lembaga pun kemudian memberikan uluran tangan dengan membantu proses penyembuhan anak-anak korban perang Afganistan tersebut. Salah satunya dengan menyediakan prostesis atau alat kesehatan yang didesain guna menggantikan tubuh tertentu untuk membantu para penggunanya mendapatkan kembali fungsi tertentu setelah salah satu bagian tubuhnya terluka berat.
Abdullah, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, menjadi salah satu anak yang menggunakan prostesi di bagian kaki kirinya. Kaki kiri Abdullah terluka berat dan harus diamputasi usai menginjak sebuah alat peledak (IED).
Selain Abdullah, ada pula Eimal, bocah berumur 9 tahun tersebut kehilangan mata kanan dan beberapa jari tangannya akibat terkena ledakan ranjau darat. Ia kini menjadi salah satu pasien yang tengah menjalani proses pemulihan di Pusat Bedah Darurat untuk Korban Perang di Kabul, Afghanistan.
Seorang anak yang juga menjadi pasien di Pusat Bedah Darurat untuk Korban Perang di Kabul, Afghanistan, menangis saat kerabatnya pulang usai menjenguk dirinya di rumah sakit tersebut.
Eimal, salah satu anak yang menjadi korban perang Afghanistan menjalani sesi terapi bersama seorang fisioterapis di Pusat Bedah Darurat untuk Korban Perang di Kabul, Afghanistan.
Di Pusat Bedah Darurat untuk Korban Perang di Kabul, Afghanistan tersebut, para anak-anak korban perang tak hanya mendapat bantuan penanganan medis seperti operasi maupun pemeriksaan medis, tetapi juga dibantu sejumlah dokter dan ahli untuk melakukan terapi fisik dan pemulihan psikologis bagi para korban perang tersebut.
Terapi tersebut dilakukan agar para anak-anak tersebut dapat menata kembali kehidupan mereka usai berhasil selamat dari Perang Afghanistan tersebut.