Jakarta - Pemprov DKI Jakarta tengah gencar membangun maupun merevitalisasi sejumlah trotoar di Ibu Kota. Hal itu dilakukan guna meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi
Foto
Jakarta Berbenah Wujudkan Daerah Ramah Pejalan Kaki

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang gencar membangun maupun merevitalisasi sejumlah trotoar di kawasan Ibu Kota, beberapa diantaranya seperti di Jalan Kramat Raya maupun di kawasan Cikini.
Pembangunan maupun revitalisasi itu dilakukan bukan tanpa alasan. Keberadaan trotoar yang ramah pejalan kaki itu diharapkan dapat mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang mengeluarkan emisi gas buang seperti CO dan HC yang tak hanya dapat mencemari lingkungan tetapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Selain itu, keberadaan trotoar yang ramah pejalan kaki tersebut juga diharapkan dapat membuat masyarakat berangsur-angsur beraktivitas dengan berjalan kaki untuk menuju ke sejumlah lokasi terdekat, dengan demikian, hal itu juga dapat mengurangi kemacetan akibat banyaknya volume kendaraan pribadi yang melintas di jalanan Ibu Kota.
Demi mewujudkan Kota Jakarta sebagai salah satu daerah ramah pejalan kaki, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun trotoar dengan konsep complete street sepanjang 103 meter pada 2020 mendatang.
Pembangunan trotoar dengan konsep complete street ini dimaksudkan, trotoar tak hanya dibangun sebagai jalur pejalan kaki, tetapi nantinya di area trotoar tersebut akan ada sejumlah fasilitas penunjang lainnya untuk sepeda, lampu penerangan, hingga taman.
Menurut Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, pembangunan trotoar dengan konsep complete street itu nantinya akan memiliki lebar trotoar hingga lebih dari 5,5 meter.
Tak hanya membangun atau merevitalisasi trotoar agar lebih ramah dan aman bagi pejalan kaki, proyek pembangunan trotoar itu pun kerap dilakukan beriringan dengan proyek lainnya, salah satunya pemindahan kabel-kabel utilitas yang menggantung di udara ke bawah tanah, atau dikenal dengan sistem ducting.
Pemindahan kabel-kabel yang menggantung di udara ke bawah tanah itu dilakukan untuk menata kota dan mengantisipasi terjadinya gangguan maupun hal-hal tak diinginkan lainnya yang dapat membahayakan para pengguna jalan.
Meski begitu, proyek revitalisasi dan pembangunan trotoar di jalanan Jakarta tersebut tak lepas dari pro dan kontra. Salah satu yang menjadi sorotan adalah pembongkaran trotoar Cikini yang baru dibangun untuk mengubah posisi manhole. Pengamat tata kota Nirwono Yoga menilai perencanaan Pemprov DKI dalam membangun trotoar tidak matang.
Nirwono mengatakan pembongkaran trotoar tidak perlu terjadi jika perencanaan manhole dan ducting sudah lengkap dan detil. Ia menyarankan DPRD DKI untuk menegur keras Pemprov DKI karena dinilai menghambur-hamburkan duit rakyat. Selain Nirwono, pengamat kebijakan publik Amir Hamzah, mengatakan pembongkaran trotoar akibat perencanaan yang tidak teliti. Ia menyebut hal itu sebagai suatu yang mubazir. Sorotan yang diberikan oleh pengamat maupun publik itu diharapkan dapat menjadi kritik membangun bagi Pemprov DKI Jakarta guna mewujudkan daerah yang ramah pejalan kaki.