Kabupaten Batang - Muhamad Hikmat (26) merupakan guru di SLB Negeri Batang, Jateng. Di tengah keterbatasan dirinya, ia tetap semangat mendidik para muridnya di sekolah tersebut.
Foto
Mengintip Aktivitas Guru Difabel Mengajar di SLB Negeri Batang

Muhamad Hikmat (26) merupakan seorang guru di SLB Negeri Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (29/11/2019).
Meski memiliki keterbatasan karena tak memiliki dua kaki sejak lahir, Hikmat, panggilan akrabnya, tak patah semangat untuk mendidik anak-anak muridnya di SLB Negeri Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Tak berlebihan jika perjalanan hidup Hikmat dijadikan inspirasi. Hikmat menjadi salah satu bukti bahwa dengan kondisi keterbatasan fisik tak lantas menghambat diri untuk berkarya.
Hikmat bercerita, sebagai penyandang disabilitas memang sempat membuatnya down saat memasuki awal masa remaja. Namun, Hikmat termotivasi untuk terus belajar hingga akhirnya bisa menuntaskan pendidikan di Universitas Islam Nusantara Bandung pada tahun 2017. Pria asal Sukabumi, Jawa Barat, ini kini bergelar sarjana Pendidikan Luar Biasa.
Hikmat menjadi guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Batang dengan status CPNS. Kecintaannya pada anak-anak berkebutuhan khusus pun mulai muncul saat dirinya berkesempatan untuk mengajar di SLB.
Kendati tak mempunyai dua kaki, Hikmat tidak sulit beraktivitas. Untuk berjalan, dia tak menggunakan kursi roda namun lebih memilih skateboard guna menopang tubuhnya. Skateboard inilah yang memperlancar aktivitas baik di luar dan di dalam ruangan. Termasuk saat mengajar di kelas.
Hal itu membuat Hikmat melakukan aktivitas kesehariannya sendiri tanpa mengandalkan bantuan orang lain. Keterbatasan fisiknya tidak membuatnya berkecil hati.
Hikmat menjadi guru sejak tahun 2012. Dirinya berpindah tempat mengajar di beberapa sekolah untuk menambah pengalaman. Awalnya ia mengajar di sekolah Bhakti Pertiwi Sukabumi selama 1 tahun, kemudian di SLB Cimahi selama 3 tahun, di Azakiah 2 tahun, kemudian ikut CPNS tahun 2018 dan ditempatkan di SLB Negeri Batang.
Kepala SLB Negeri Batang, Sujarwo, mengatakan dengan sistem pengajarannya yang murah senyum ini sosok Hikmat disukai murid-muridnya. Bahkan para wali murid juga mengaku senang memiliki guru seperti Hikmat.
Pihak sekolah pun mendukung aktivitas Hikmat dengan membuat jalur kursi roda dan bisa digunakan untuk skateboard.