Hong Kong - Aksi unjuk rasa di Hong Kong masih berlanjut. Pengunjuk rasa memanfaatkan kampus sebagai lokasi aksi mereka. Polisi pun mengepung kampus untuk hentikan aksi itu
Foto
Polisi dan Demonstran Saling Serang di Kampus Hong Kong

Aksi unjuk rasa yang terjadi di Hong Kong masih terus berlanjut. Lokasi aksi unjuk rasa tersebut kini pun semakin meluas hingga masuk ke lingkungan universitas. Seorang pengunjuk rasa nampak mengenakan masker dan membawa tongkat sambil memegang papan penanda jalan saat mengikuti aksi unjuk rasa di kawasan Universitas Politeknik Hong Kong pada Minggu (17/11/2019). Kin Cheung/AP Photo.
Seperti diketahui aksi unjuk rasa di kawasan universitas tersebut telah berlangsung selama beberapa hari hingga polisi pun bergerak untuk menghentikan aksi tersebut. Ng Han Guan/AP Photo.
Bentrok antara polisi dengan pengunjuk rasa pun tak terhindarkan. Para pengunjuk rasa pun merespons kehadiran polisi di kawasan kampus dengan melemparkan batu bata, molotov, hingga menembakkan panah ke arah polisi. Ng Han Guan/AP Photo.
Polisi pun menembakkan gas air mata saat bentrok terjadi dengan para pengunjuk rasa di kawasan universitas. Ng Han Guan/AP Photo.
Mengenakan jas hujan, masker, dan payung, para pengunjuk rasa menghambur menghindari tembakan gas air mata dan water cannon. Kin Cheung/AP Photo.
Dilaporkan, bentrok yang terjadi antara polisi dengan pengunjuk rasa tersebut membuat seorang anggota polisi harus mendapatkan perawatan di rumah sakit karena kakinya terluka terkena panah dari pengunjuk rasa. Vincent Yu/AP Photo.
Dua orang pengunjuk rasa nampak membentangkan spanduk bertuliskan 'Save Us' di hadapan wartawan saat polisi Hong Kong mengepung kawasan kampus untuk menghentikan aksi unjuk rasa. Ng Han Guan/AP Photo.
Kobaran api yang diduga berasal dari bom molotov terlihat di kawasan sekitar kampus saat polisi mencoba untuk mengepung dan menghentikan aksi unjuk rasa yang dilakukan di kawasan kampus. Seperti diketahui, aksi unjuk rasa yang terjadi di Hong Kong telah berlangsung selama berbulan-bulan. Aksi yang awalnya merupakan bentuk protes warga atas RUU Ekstradisi ke China itu kini meluas ke sejumlah hal, salah satunya adanya transparansi demokrasi di Hong Kong. Kin Cheung/AP Photo.



















