Miris! Karhutla Kalimantan Bikin Orangutan Tak Punya Rumah

Kebakaran hutan ribuan hektar di Kalimantan Tengah tentunya membuat keberadaan orangutan (pongo pygmaeus) semakin terdesak. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang masih terjadi itu menjadi ancaman yang serius bagi keberlangsungan satwa dilindungi itu.

Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) terlihat di Pulau Salat saat kabut dari kebakaran hutan menyelimuti area di Marang pada 15 September 2019 di pinggiran Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia.

Kebakaran hutan ilegal untuk membuka lahan perkebunan pertanian di seluruh pulau Sumatera dan Kalimantan Indonesia itu terpantau dari data satelit baru-baru ini jumlahnya semakin meluas dan melonjak tajam. Hal ini semakin menambah kekhawatiran pada kabut asap di Asia Tenggara dan dampak meningkatnya wabah kebakaran hutan di seluruh dunia untuk pemanasan global.

Maka tak usah heran jika belakangan banyak ditemukan orangutan masuk ke permukiman warga demi menyelamatkan diri dan mencari makanan untuk bertahan hidup.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi akhir-akhir ini di kawasan hutan Kalimantan itu diduga menjadi penyebab satwa dilindungi tersebut masuk ke kebun dan permukiman warga. Kebakaran hutan yang masih terjadi dikhawatirkan akan membuat semakin banyak satwa yang masuk ke kebun warga. Tidak ada pilihan bagi satwa selain mengungsi ke tempat yang aman dari kebakaran lahan.

Kawasan konservasi Yayasan Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF) juga ikut terbakar. Luasan yang terbakar sekitar 80 hektare, di Sei Daha dekat Pusat Penelitian Tuanan dan 60 hektar di Sei Mantangai, di Kabupaten Kapuas, Kalimantan tengah.

Asap tebal akibat karhutla ini juga bukan hanya membahayakan kondisi manusia, tapi juga 355 orang utan yang kami rawat di pusat rehabilitasi itu dan juga di pulau pra pelepasliaran disekitarnya.

Hingga kini, berdasarkan laporan sedikitnya sudah 37 orang utan muda terkena infeksi saluran pernapasan. Tim telah memberi perawatan medis terhadap orang utan yang terinfeksi.

Kebakaran hutan yang masih terjadi dikhawatirkan akan membuat semakin banyak satwa yang masuk ke kebun warga. Tidak ada pilihan bagi satwa selain mengungsi ke tempat yang aman dari kebakaran lahan.