Jakarta - Warga Kampung Kamal Muara, Jakarta Utara, menggantungkan air hujan untuk kebutuhan mandi dan mencuci. Sementara untuk minum dan memasak mereka hari membeli.
Foto
Melihat Kehidupan Warga Kampung Penadah Hujan Saat Kemarau

Seorang warga mengecek tong yang digunakan untuk menampung air hujan.
Rumah-rumah di perkampungan itu dipasangi pipa yang digunakan untuk mengalirkan air dari talang ke tempat penampungan.
Sejumlah warga sedang membuat saluran untuk menampung air hujan.
Sebagian besar warga memasang pipa untuk mengalirkan air dari talang menuju penampungan.
Warga sangat mengandalkan air hujan untuk kebutuhan mandi dan mencuci.
Setiap rumah di perkampungan ini memiliki beberapa tempat penampungan air.
Warga harus membeli air untuk minum dan memasak.
Sejak sebulan lalu hujan belum juga mengguyur kampung nelayan yang lokasinya tepat di tepi Teluk Jakarta dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Tangerang tersebut.
Ribuan warga setempat menggantungkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan mandi dan cuci pakaian serta perkakas dapur.
Untuk kebutuhan air minum dan memasak sehari-hari, warga menggunakan air yang mereka beli dari Palyja.Β
Air bersih dijual seharga Rp 5.000 per gerobak (setara empat jeriken).Β
Air bersih itu didistribusikan melalui selang bagi rumahnya yang masih terjangkau dari tandon penampung. Sementara bagi warga yang rumahnya tidak terjangkau selang, air bersih akan diantar menggunakan jeriken.
Foto: Pradita Utama
Saat musim kemarau ini, air bersih sangat dibutuhkan di perkampungan nelayan tersebut.Β