Bandung - Warga Kampung Cibedu menggelar Festival Palagan Toya untuk meredam tensi menjelang Pilpres. Mereka menggunakan susu sapi dan kopi luwak sebagai amunisi perang.
Foto
Keseruan Perang Susu dan Kopi Luwak Turunkan Tensi Pilpres

Puluhan warga dan sejumlah tokoh adat Kampung Cibedug, Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, terlibat 'bentrokan' dalam Festival Palagan Toya atau perang air, Senin (18/3/2019).
Aksi saling lempar dalam Festival Palagan Toya digelar di alun-alun Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Bentrokan secara intens terjadi selama kurang lebih 10 menit. Kendati begitu, tak ada yang terluka dalam bentrokan ini. Mereka malah tampak riang gembira.
Hanya tawa dan gurau canda yang mewarnai sepanjang bentrokan. Usai acara, mereka pun tetap bersatu kembali layaknya keluarga dan kerabat yang ikut serta dalam meramaikan acara tersebut.
Kepala Desa Cikole, Jajang Monas mengatakan susu dan kopi menyiratkan dua kubu yang kini saling bersaing dalam merebut kursi orang nomor satu di Indonesia pada 17 April 2019 mendatang.
Jauh dari kata mencekam, mereka saling bersalaman dengan senyum yang mengembang di akhir acara 'Perang' tersebut.
Palagan Toya atau perang air ini merupakan salah satu rangkaian acara Ruwatan Lembur Kampung Cibedug yang biasa dilakukan tiap tahun. Namun festival saling lempar ini baru pertama kali dihelat. Seru sekali yah kelihatannya?
Sebagai amunisi, panitia menyiapkan 2.500 bungkus susu murni yang telah dicampur air dan 2.500 bungkus kopi luwak. Bahan-bahannya berasal dari urunan warga dan sumbangan dari pengusaha kopi luwak setempat.Β
Acara Ruwatan Lembur Kampung CibedugΒ juga dimeraihkan dengan tarian tradisional yang para penarinya geulis-geulis loh...