.webp)
Jepang - Hari Kedewasaan merupakan salah satu hari yang paling dinanti oleh anak muda Jepang. Di hari itu, mereka yang telah berusia 20 tahun resmi dianggap dewasa.
Foto
Wanita-wanita Cantik Ini Kumpul Rayakan Hari Kedewasaan di Jepang
Senin, 14 Jan 2019 15:25 WIB
Hari Kedewasaan atau Seijin No Hi menjadi hari yang paling dinanti oleh para anak muda di Jepang. Pasalnya, bagi seseorang yang telah berusia 20 tahun, Hari Kedewasaan menjadi hari dimana ia resmi menjadi orang dewasa. Pool/Issei Kato/Reuters.
Menyambut Hari Kedewasaan para anak muda yang telah berusia 20 tahun akan menggunakan busana tradisional dan berkumpul di sejumlah tempat untuk merayakan hari kedewasaannya. Pool/Issei Kato/Reuters.
Para gadis muda datang ke upacara Seijin Shiki atau perayaan kedewasaan dengan menggunakan kimono cantik dan beragam aksesoris menarik lainnya. Pool/Issei Kato/Reuters.
Mereka pun melakukan foto bersama untuk mengabadikan momen secara resmi menjadi orang dewasa dalam tatanan masyarakat Jepang. Pool/Issei Kato/Reuters.
Para laki-laki juga mengenakan baju tradisional Jepang saat menghadiri perayaan upacara kedewasaan. Pool/Carl Court/Getty Images.
Selain mengenakan pakaian tradisional, ada pula laki-laki yang mengenakan jas dan dasi untuk menandakan dirinya telah dewasa. Pool/Carl Court/Getty Images.
Momen perayaan Hari Kedewasaan di Jepang menjadi hari libur umum dan diadakan setiap hari Senin minggu kedua di bulan Januari setiap tahunnya. Pool/Issei Kato/Reuters.
Upacara perayaan kedewasaan akan berlangsung di setiap sudut kota di Jepang. Setiap orang bisa menghadiri acara tersebut di kantor maupun gedung tertentu yang sudah ditentukan. Pool/Issei Kato/Reuters.
Setelah melakukan upacara perayaan kedewasaan, para anak muda ini memanfaatkan libur mereka untuk berkunjung ke taman hiburan maupun berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Pool/Issei Kato/Reuters.
Meski menjadi hari yang paling dinanti oleh anak muda Jepang, perayaan Hari Kedewasaan ini semakin tahun mengalami penurunan jumlah peserta, salah satu faktor penyebabnya adalah tingkat kelahiran yang rendah di Jepang. Pool/Issei Kato/Reuters.
