Melihat Upacara Unan-unan Suku Tengger di Kaki Gunung Bromo

Warga Suku Tengger di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolonggo menggelar upacara Unan-unan di balai desa setempat, Jumat (23/11/2018). Tradisi yang digelar tiap 5 tahun sekali itu merupakan tradisi wajib bagi warga Suku Tengger dalam menentukan bulan, tahun dan penanggalan Tengger.

Berbagai macam sesaji hasil bumi seperti bawang daun, kentang kobes serta makanan khas Tengger Bromo turut disediakan dalam upacara Unan-unan.

Selain sebagai ungkapan rasa syuku kepada Sahyang Widi atau Sang Pencipta atas berkah dan kebaikan yang dirasakan oleh warga, upacara Unan-unan juga menjadi ajang silaturahmi antar warga desa dengan para sesepuh dan tokoh adat.

Menurut cerita warga Suku Tengger, upacara Unan - Unan dalam bahasa Tengger kuno berarti 'Ngunan Wulan Ngelungguhne Taun" atau "Manyu Bumi' yang berarti menetapkan bulan mendudukkan tahun, atau agar bisa ada perhitungan baru dalam perhitungan 5 tahun kedepan.

Tokoh adat dan sejumlah pejabat desa pun turut hadir dalam upacara Unan-unan. Nantinya sesaji yang telah disiapkan akan diarak ke Pura Wiro Tunggal Jati oleh para sesepuh desa dan diikuti oleh masyarakat serta anak-anak Suku Tengger, dimana mereka mengenakan baju adat khas Tengger yang serba hitam dan menggunakan udeng di kepala.

Tokoh adat Suku Tengger, Supoyo mengatakan, upacara Unan - Unan merupakan upacara bersih desa atau selamatan desa, agar terhindar dari malapetaka, dan mengharapa keberkahan asal hasil pertanian warga melimpah. Upacara itu pun telah menjadi tradisi yang terus dilaksanakan oleh warga Suku Tengger secara turun-temurun sejak dulu.

Selain sebagai ungkapan rasa syuku kepada Sahyang Widi atau Sang Pencipta atas berkah dan kebaikan yang dirasakan oleh warga, upacara Unan-unan juga menjadi ajang silaturahmi antar warga desa dengan para sesepuh dan tokoh adat.