Jakarta - Awalnya air tinja itu datang dari septic tank yang dibawa dari rumah warga kemudian berubah bening. Seperti apa?
Foto
Foto: Pengolahan Air Tinja dari Septic Tank Hingga Bening

"Ini adalah tinja yang diambil dari rumah masyarakat. Dari septic tank dibawa ke sini itu kita olah. Jadi kita pisahkan kepadatannya dan cairannya," kata Andri di kantor Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Duri Kosambi, Jl Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Jakarta Barat, Selasa (29/5/2018). (Foto: Yulida/detikcom)
Andri menyebut tinja tersebut berasal dari Duri Kosambi Jakbar dan Pulo Gebang. (Foto: Yulida/detikcom)
Di hari kerja ada 80-100 truk yang dikirim ke kantornya. (Foto: Yulida/detikcom)
"Rata-rata yang saya terima tiap hari 80-100 truk tinja atau sekitar 300 meter kubik per hari, tapi alat olahan kita ini maksimal kapasitasnya 80 meter kubik per hari," kata Andri. (Foto: Yulida/detikcom)
Awalnya tinja yang datang dialirkan ke screen filter untuk menyaring kotoran dari limbah selain tinja. Setelah itu tinja dialirkan ke Sump Pit. (Foto: Yulida/detikcom)
Di kolam Sump Pit ini limbah tinja diaduk dengan alat supaya tidak mengendap. Setelah itu limbah tinja dialirkan melalui pipa ke chemical reaction tank. (Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom)
Di chemical reaction tank itu limbah dicampurkan bahan kimia seperti coagulan dan flockulan. Di tangki tersebut ada floatation unit yang fungsinya untuk mengikat kotoran supaya mengambang ke atas sedangkan air bersihnya berada di bawah. (Foto: Yulida/detikcom)