20-an Siswa di Kampung Bara-Barayya, Maros, Sulsel terpaksa belajar di bawah kolong rumah warga dengan kondisi seadanya. Bagaimana foto-fotonya?
Mereka adalah siswa kelas jauh Madrasah Ibtidaiyah (MI) DDI Hidayatuah Tanete Bulu.
Lokasi itu tepatnya di Dusun Tanete Bulu, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Hanya ada empat buah bangku panjang yang dibuat seadanya untuk digunakan siswa dari kelas 1 sampai 5. Tak jarang, beberapa siswa harus berdiri karena tidak kebagian.Β
Begitu pun meja yang mereka gunakan untuk menulis, hanya terbuat dari papan seadanya. Bahkan, meja itu tidak layak disebut meja karena lebih mirip bangku panjang.Β
Karena tidak memiliki dinding, tak satu pun wajah pahlawan ataupun simbol negara yang menempel seperti pada kebanyakan ruang kelas. Tak jarang, ayam dan kambing pun ikut 'belajar' bersama mereka.Β
Mirisnya lagi, hanya ada dua orang guru yang 'kadang-kadang' masuk mengajar. Sulitnya medan untuk sampai ke sana, menjadi alasan tenaga pendidik untuk mengajar di kelas kolong itu. Sehingga, siswa terkadang hanya belajar 3 kali seminggu.
Belakangan, sekelompok anak muda peduli pendidikan dari kota Makassar yang berkunjung ke sana, menggagas project sekolah kolong untuk membantu mereka mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.Β
Bukannya tidak ada sekolah lain yang layak, kata Mulyadi. MI DDI Hidayatullah yang merupakan sekolah pusatnya, hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama lima jam dengan medan yang sangat sulit.