Kedubes Myanmar di Jakarta juga Didemo terkait Rohingya

Para pendemo yang mengatasnamakan Sahabat Muslim Rohingya berunjukrasa di depan Kedubes Myanmar di Jakarta, Senin (4/9/2017). Aksi tersebut terkait kekerasan yang terjadi di wilayah konflik Rohingya di Rakhine, Myanmar.

Seorang pendemo yang sebagian besar dari kalangan wanita itu tampak meneteskan air mata karena kekejaman rezim yang berkuasa dan membantai kaum muslim di Rohingya.

Puluhan tahun sudah penduduk muslim Rohingya hidup terlunta-lunta dalam bayang-bayang ketakutan. Mereka tinggal di wilayah Arakan, bagian dari Rakhine- di Myanmar Barat yang berbatasan langsung dengan Bangladesh.

Sejak 1942 mereka mengalami upaya pengusiran dari wilayah Arakan. Rohingya berasal dari kata Rohai atau Roshangee yang berarti penduduk muslim Rohang atau Roshang, sebutan untuk daerah tersebut sebelum dinamai Arakan.

Saat itu terjadi pembantaian muslim Rohingya oleh pasukan pro Inggris. Sedikitnya 100 ribu muslim Rohingya tewas dan ribuan desa hancur dalam tragedi tersebut. Sejak itu muslim Rohingya hidup dalam ketakutan.

Orang Rohingya bukan satu-satunya kelompok etnis yang beragama muslim di Myanmar. Mereka ada yang keturunan Arab, Moor, Pathans, Moghuls, Bengali dan Indo-Mongoloid.

Setelah Burma merdeka pada Januari 1948, ketegangan antara pemerintah dengan Muslim Rohingya berlanjut dengan gerakan politik dan bersenjata. Sekitar 13.000 orang Rohingya mencari perlindungan di kamp pengungsian India dan Pakistan. Hal inilah yang menyebabkan mereka ditolak hak warga negaranya untuk kembali ke Birma dan terjadilah penolakan terhadap Muslim Rohingya.