.webp)
Jakarta - Panas terik sudah tak bisa dikompromikan ketika menjejakkan kaki di Ibu Kota. Segarnya asinan Kakek Ahmad bisa menjadi obat mujarab dari sengatan matahari.
Foto
Semangat Kakek 81 Tahun Jual Asinan Keliling Kampung
Jumat, 07 Jul 2017 14:15 WIB
Duduk di bawah jembatan penyeberangan halte TransJakarta Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, seorang tua dengan sebuah gerobak yang berisi minuman segar. Warna cerah buah-buahan dan air yang segar terbungkus apik dalam plastik transparan dalam gerobak milik Kakek Ahmad (81).
Sudah bukan hal aneh lagi orang merasa kepanasan ketika berada di Jakarta. Terik matahari ditambah dengan asap hitam kendaraan mengepul-ngepul membuat tenggorokan kering. Segarnya asinan yang dijajakan Kakek Ahmad mungkin menjadi obat mujarab ketika sengatan mentari menyerang bertubi-tubi.
Jalanan sekitar Mampang Prapatan hingga Tegal Parang menjadi rute rutin Kakek Ahmad berjualan asinan sejak tahun 1950an. Ketika tahun itu pula dia mulai akrab dengan pedagang buah-buahan di pasar.
Asinan buatan Kakek Ahmad dan istrinya itu dijual dengan harga Rp 10.000, cukup murah karena bisa disantap bersama-sama. Jangan tanya lagi soal rasa, karena sudah teruji sejak tahun 1950-an.
Sejak tahun itu pula Kakek Ahmad menyusuri rute yang sama. Bagi Kakek Ahmad rasa bosan dapat langsung sirna ketika melihat senyum puas para pelanggan yang membeli asinan miliknya.
Gerobak miliknya berukuran 1,5 x 1 x 0,5 meter persegi dengan bagian mirip akuarium yang terisi bungkusan asinan. Setiap harinya Kakek Ahmad membawa 60 - 80 bungkus asinan segar.
Meski keuntungan kian menurun setiap tahunnya, tetapi pria yang tubuhnya telah bungkuk itu tetap setia dengan kuliner khas Betawi dagangannya. Rajangan buah nan rapi dari sang istri yang kemudian disulap menjadi asinan rupanya cukup untuk menyekolahkan ketiga anaknya hingga bangku SMK.
