Jakarta - Para nelayan Merauke, Provinsi Papua, kini lebih banyak mencari gelembung ikan. Benda yang digunakan untuk kepentingan medis ini dihargai ratusan juta rupiah.
Foto
Berburu Gelembung Ikan Ratusan Juta Rupiah

Benda ini adalah gelembung ikan. Para nelayan di Merauke, Provinsi Papua, banyak yang memburunya di lautan. Benda mirip kerupuk mentah ini bila dikumpulkan harganya bisa ratusan juta Rupiah.
Gelembung yang paling mahal adalah yang diambil dari perut ikan gulama (Pennahia argentata). Gelembung dari jenis ikan yang lain harganya lebih murah, namun tetap saja harganya fantastis untuk ukuran jeroan ikan. Ada gelembung kakap cina, angkui, dan kuroh.
Gelembung adalah organ yang membantu ikan bisa mengambang. Nama pasarannya adalah 'fish maw'. Di China, gelembung menjadi makanan mewah, diolah dalam bentuk sup atau rebusan. Gelembung juga menjadi sumber kolagen, lem tahan air, hingga alat pemurni minuman beralkohol. Nelayan juga menginformasikan gelembung ini diolah menjadi benang operasi yang digunakan dokter.
Nilai gelembung ini dipengaruhi juga oleh jenis kelamin ikannya. Beda gelembung ikan jantan dan betina ada pada bentuk gelembung. Bila jantan, pinggirnya cenderung tipis dan tengahnya tebal. Bila betina, permukaannya cenderung tebal semua. Gelembung jantan lebih mahal harganya.
Bila mau dijual, gelembung itu dikelompokkan dulu berdasarkan berat per gram. Kemudian gelembung yang dikumpulkan itu akan dinilai berdasarkan ukuran per 1 kg. Untuk gelembung ikan gulama yang mencapai berat 80 gram dihargai Rp 83 juta/kg nya.
Bupati Merauke Frederikus Gebze sadar bahwa gelembung ikan menjadi komoditas favorit di wilayahnya. Dia juga tahu ratusan juta Rupiah bisa dibayarkan demi sekilo gelembung ikan. Namun dia menyoroti soal perilaku mengambil gelembung dari ikan yang didapat, kemudian ikan tanpa gelembung itu dibuang saja ke laut.
Ternyata pencarian gelembung ada di mana-mana. Bahkan di Meksiko, pencarian gelembung membuat ikan vaquita (lumba-lumba kecil) dan ikan totoaba terancam punah.