Sosok seperti Inge Pizarro Krause mungkin menjadi pilihan jika Jerman bisa memilih guru terlatih dari luar negeri. Perempuan 33 tahun ini mengenyam delapan tahun pendidikan guru dan dua tahun pengalaman mengajar di Via del Mar, Cile.
Saat ini, dia bersiap untuk mengatasi krisis kekurangan guru di Jerman. Sejak Agustus 2025, Pizarro Krause belajar bahasa Jerman, ilmu pendidikan, dan pedagogi atau ilmu pengajaran lewat program khusus. Dia juga sempat mencoba mengajar di sekolah kejuruan.
"Saat tiba di Jerman, rasanya harus memulai dari awal lagi dan itu sangat membuat frustrasi," kata Pizarro Krause kepada DW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah belajar, sudah bekerja sebagai guru, ingin segera kembali mengajar, dan mencari program yang bisa mengenalkan saya pada sistem pendidikan Jerman. Lehrkrfte PLUS adalah jawaban yang saya butuhkan."
Dalam waktu 12 bulan, Pizarro Krause dan 23 peserta lain dari Bosnia, Kirgizstan, dan Ukraina mendapatkan pelatihan intensif serta pengalaman praktik untuk mempersiapkan diri mengajar di sekolah-sekolah Jerman. Program Lehrkrfte PLUS tersedia di lima universitas di Nordrhein-Westfalen (NRW). Ini adalah upaya negara bagian untuk mengatasi kekurangan guru yang makin parah.
Jerman tengah menghadapi kekurangan puluhan ribu guru dan jumlah tersebut terus meningkat. Sementara itu, banyak imigran berpengalaman terpaksa bekerja serabutan.
"Kadang kami bertanya-tanya tentang logikanya. Jerman sangat butuh guru, tapi hambatan birokrasi begitu besar. Negara ini harus punya sistem untuk mempercepat integrasi," jelasnya.
Jerman diminta tak buang peluang
Program ini digagas oleh Semra Krieg dan Ariane Elshof di Kln pada 2018 dan terus dikembangkan. Semangatnya sejak awal: "Kita bisa melakukannya," mengingatkan pada kata-kata mantan Kanselir Angela Merkel saat mendorong integrasi pengungsi.
"Dulu banyak guru berkualitas tinggi dari Turki dan Suriah, tetapi sekarang sebagian besar pengajar berasal dari Ukraina. Selain itu, kami juga menerima lamaran dari Brasil dan bahkan Tanzania. Mengingat kekurangan guru, Jerman tidak boleh mengabaikan potensi semacam ini. Mereka adalah guru sejati. Mereka mencurahkan segenap hati dan jiwa mereka dalam pekerjaan ini," ujar Elshof.
Studi Universitas Potsdam menunjukkan, peserta program merasa lebih percaya diri, kemampuan bahasa Jerman meningkat, dan sangat termotivasi untuk mengajar di Jerman dalam jangka panjang. Mayoritas bahkan merekomendasikan program ini kepada migran lain.
Permintaan tinggi, dana terbatas
Menurut Krieg, rata-rata kurang dari satu orang per tahun yang keluar dari program. Saat ini, sudah ada 50 lamaran untuk angkatan berikutnya pada Agustus 2026, dengan batas waktu pendaftaran 8 Januari 2026.
Meski sukses, pendanaan untuk program ini hanya terjamin hingga akhir 2027. Program nasional "Refugee Teachers Program" yang diluncurkan Universitas Potsdam pada 2016 bahkan sudah berakhir.
Kisah guru Ukraina
Natalia Zemlianskaia adalah contoh nyata. Ia mengikuti program dua tahun lalu, magang di sekolah kejuruan di Bonn, dan langsung direkrut. Setelah lebih dari 20 tahun mengajar bahasa Inggris di Odesa, kini ia mengajar bahasa Inggris dan bahasa Jerman untuk remaja dari Guinea, Suriah, dan Turki.
"Saat tiba di sini tahun 2022, saya tahu ingin tetap mengajar. Saya ikut banyak kursus bahasa Jerman, lalu menemukan Lehrkrfte PLUS secara kebetulan. Bagian terbaiknya: kursus bahasa dan magang, meski bahasa Jerman kita belum sempurna," ujarnya.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Jerman butuh lebih banyak program ini
Lantas, apa yang dibutuhkan seorang guru dari luar negeri untuk memahami kehidupan sekolah sehari-hari di Jerman? Guru berusia 47 tahun itu tidak perlu lama menjawabnya.
Menurutnya hal yang dibutuhkan adalah sikap proaktif untuk menyerap segala hal di sekolah baru untuk memahami sistemnya, terutama para siswa. Kemudian, penerimaan hingga dukungan dari mentor dan rekan kerja juga dibutuhkan.
Bahkan, jika diperlukan, mereka harus siap mendengarkan dalam keadaan darurat. Terakhir, dia berharap diadakannya banyak program seperti Lehrkrfte PLUS, tidak hanya di beberapa kota dan mempromosikan program-program tersebut secara lebih luas.
"Setiap guru dari luar negeri harus tahu bahwa kualifikasi seperti ini tersedia. Kemudian harus ada lebih banyak tempat yang menawarkan program ini. Pada kursus saya saat itu, bahkan ada peserta dari Bremen yang harus pulang pergi. Malah, beberapa tinggal di hotel selama seminggu."
Zemlianskaia menyerukan kepada politisi Jerman untuk mengintegrasikan tenaga kerja terampil seperti ini ke dalam sistem pendidikan Jerman dengan lebih cepat. "Gelar dari luar negeri harusnya lebih mudah untuk diakui. Saya bukan pemula, saya guru yang sudah berpengalaman," pungkasnya.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Muhammad Hanafi
Editor: Hani Anggraini
Simak juga Video 'Kementerian P2MI Lirik 400 Ribu Loker di Jerman: Pasar yang Menjanjikan':
(nvc/nvc)










































