Parlemen Australia Bahas UU Senjata Api Menyusul Penembakan di Bondi

Parlemen Australia Bahas UU Senjata Api Menyusul Penembakan di Bondi

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Senin, 22 Des 2025 14:41 WIB
Parlemen Australia Bahas UU Senjata Api Menyusul Penembakan di Bondi
Komunitas Yahudi mendesak Australia untuk membentuk Komisi Kerajaan (George Chan/SOPA Images/ZUMA/picture alliance)
Sydney -

Parlemen negara bagian New South Wales (NSW) Australia akan kembali bersidang untuk memberikan suara terkait rancangan undang-undang baru tentang pembatasan kepemilikan senjata api (senpi), pelarangan simbol teror, dan memperketat aturan demonstrasi, menyusul penembakan massal di Pantai Bondi.

Pertemuan yang dijadwalkan mulai Senin (22/12) dan berlangsung selama dua hari tersebut akan membahas undang-undang senjata api yang lebih ketat. Aturan baru itu diyakini akan mengatur jumlah maksimal kepemilikan senjata api menjadi empat pucuk atau hingga 10 unit untuk kelompok tertentu, seperti petani.

Saat ini, kepemilikan senjata tidak dibatasi selama ada alasan yang bisa diterima polisi. Menurut data kepolisian yang dikutip kantor berita ABC, lebih dari 50 orang di NSW memiliki lebih dari 100 senjata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pelaku penembakan di Bondi, Sajid Akram (50) yang ditembak mati polisi, diketahui memiliki enam senjata api. Sementara, putranya, Naveed Akram (24), didakwa atas 59 pelanggaran, termasuk pasal pembunuhan dan terorisme.

Sebanyak 16 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam penembakan massal saat perayaan Hanukkah komunitas Yahudi di Bondi Beach, Sydney, pada 14 Desember 2025. Serangan tersebut menghebohkan Australia dan memicu seruan untuk memperketat undang-undang senjata api serta meningkatkan upaya memerangi antisemitisme.

ADVERTISEMENT

Rancangan aturan juga memberi polisi kewenangan lebih besar untuk meminta orang membuka penutup wajah saat demonstrasi. Pemerintah negara bagian berjanji melarang slogan "globalise the intifada" yang dinilai memicu kekerasan.

Pada Minggu (21/12), para pemimpin Yahudi kembali menyerukan pembentukan komisi kerajaan untuk menyelidiki serangan di Bondi. Komisi kerajaan adalah jenis penyelidikan pemerintah Australia yang tertinggi.

Merespons hal itu, pimpinan oposisi dari Partai Liberal, Sussan Ley, pada Senin (22/12) mendukung seruan tersebut. Dalam sebuah konferensi pers, dia mengatakan telah meminta Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese untuk bertemu dengannya guna meninjau kerangka acuan pembentukan komisi kerajaan tersebut.

PM Australia hadapi kritik, kepercayaan turun

PM Anthony Albanese tengah menghadapi kritik yang kian meningkat dari para lawan politiknya. Mereka menilai pemerintahan petahana belum berbuat cukup untuk membendung peningkatan antisemitisme.

Ia bahkan mendapat cemooh saat menghadiri acara mengenang korban di Bondi yang dihadiri puluhan ribu orang pada Minggu (21/12), tepat satu pekan setelah penembakan.

Pemerintah Albanese menyatakan telah secara konsisten mengecam antisemitisme dan menyoroti sejumlah undang-undang yang disahkan dalam dua tahun terakhir untuk memperkarakan dugaan ujaran kebencian dan praktik doksing.

Pemerintah juga mengusir duta besar Iran awal tahun 2025 setelah menuduh Teheran mengarahkan serangan antisemitisme di Sydney dan Melbourne.

"Masyarakat telah melihat kami menindak ujaran kebencian. Masyarakat telah melihat kami mengkriminalkan tindakan doksing. Masyarakat telah melihat kami bersikap sangat tegas dalam hukum kontra-terorisme, termasuk melarang salam Nazi dan sejenisnya," kata Menteri Luar Negeri Penny Wong kepada ABC Radio pada Senin (22/12).

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Jajak pendapat yang dilakukan untuk surat kabar Sydney Morning Herald terhadap 1.010 pemilih dan dirilis pada Senin (22/12) menunjukkan tingkat persetujuan terhadap Albanese anjlok 15 poin, dari +6 pada awal Desember 2025 menjadi -9. Nilai terendah sejak kemenangan telaknya dalam pemilu Mei 2025.

Pada Senin (22/12), pemerintah mulai membersihkan bunga, lilin, surat, dan benda-benda lain yang diletakkan masyarakat di Bondi Beach sebagai bentuk penghormatan.

Menurut otoritas lokal, barang-barang tersebut akan disimpan dan dipamerkan di Museum Yahudi Sydney serta Australian Jewish Historical Society.

Hingga saat ini, data dari departemen kesehatan menyatakan bahwa 13 orang masih dirawat di rumah sakit, termasuk empat orang dalam kondisi kritis tapi stabil.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Muhammad Hanafi

Editor: Hani Anggraini

Tonton juga video "Perebut Senjata Penembak di Bondi Dapat Rp 41 M: Apa Saya Pantas?"

(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads