Siapa Zohran Mamdani, Politisi Muslim yang Mengguncang Elite New York?

Siapa Zohran Mamdani, Politisi Muslim yang Mengguncang Elite New York?

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Rabu, 05 Nov 2025 10:24 WIB
Jakarta -

Pemungutan suara pemilihan wali kota New York ditutup pada tanggal 4 November 2025. Mundurnya Eric Adams, wali kota petahana dari Partai Demokrat, membuka panggung bagi pemimpin baru: Bintang belia Demokrat Zohran Mamdani, aktivis sekaligus calon tunggal Partai Republik Curtis Sliwa, atau mantan Gubernur Andrew Cuomo yang kini tampil sebagai calon independen.

Sliwa, konservatif dengan gelar pembawa acara radio, dikenal publik melalui Guardian Angels, kelompok sipilnya yang berpatroli untuk menekan kriminalitas. Cuomo, politisi berhaluan tengah, mundur dari kursi gubernur 2021 menyusul tuduhan pelecehan seksual. Setelah kalah mengejutkan dari Mamdani di konvensi Demokrat Juni lalu, ia memilih jalur independen.

Dengan demikian, yang tersisa adalah Mamdani β€” kandidat unggulan yang nyaris tak tertandingi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siapa sesungguhnya Zohran Mamdani?

Kandidat terdepan wali kota New York ini lahir di Uganda dari keluarga keturunan India. Ibunya, Mira Nair, adalah sutradara film asal India-Amerika yang diakui secara internasional, sementara ayahnya, Mahmood Mamdani, adalah seorang akademisi Uganda kelahiran India.

Keluarga mereka sempat pindah ke Afrika Selatan ketika Zohran berusia lima tahun, sebelum akhirnya menetap di New York dua tahun kemudian. Ia menggambarkan masa kecilnya sebagai pengalaman "istimewa", namun mengakui bahwa kehidupannya berbeda dari kebanyakan bocah New York pada umumnya.

ADVERTISEMENT

Karier politik Mamdani melesat kilat. Terpilih menjadi anggota Majelis Negara Bagian New York pada 2020, ia semula dianggap sebagai calon tanpa peluang ketika mengumumkan pencalonannya sebagai wali kota pada Oktober 2024. Namun, kemenangan telaknya atas Cuomo β€” dengan perolehan 56,4% suara β€” membuktikan sebaliknya.

Di luar dunia politik, Mamdani adalah penggemar hip-hop, bahkan pernah menulis dan memproduksi musik dalam genre tersebut. Ia juga seorang muslim serta penggemar berbagai tim olahraga, seperti New York Mets (baseball), New York Giants (football Amerika), dan klub sepak bola Inggris Arsenal.

Prinsip dan kebijakan Mamdani

Sebagian besar gagasan politik Mamdani berakar dari pengalamannya sebelum terjun ke dunia politik, yakni membantu warga berpenghasilan rendah agar tidak diusir dari rumah mereka. Maka tak heran, isu keterjangkauan perumahan menjadi pilar utama kampanyenya.

Dalam sebuah laporan Deutsche Bank tahun 2025, New York dinobatkan sebagai kota dengan biaya sewa pusat kota termahal di dunia β€” rata-rata apartemen tiga kamar mencapai $8.500 per bulan. Di tengah kenyataan itu, seruannya untuk membekukan kenaikan harga sewa unit rumah agar sesuai aturan pemerintah, meningkatkan ketersediaan rumah terjangkau, serta memperketat regulasi bagi tuan tanah swasta mendapat sambutan hangat dari warga.

Sebagai anggota Democratic Socialists of America, keyakinan politiknya semakin jelas. Ia menyerukan penerapan pajak tetap 2% bagi warga berpenghasilan di atas $1 juta per tahun, peningkatan pajak korporasi, transportasi bus gratis, upah minimum $30 atau setara 465 ribu Rupiah per jam (dari $16,50 atau Rp250.000/jam saat ini), serta perluasan layanan penitipan anak publik.

"Kita harus berbicara dengan bahasa yang bisa dipahami semua orang β€” yang membuat mereka merasa terwakili," ujar Mamdani kepada majalah New Statesman pada September lalu.

"Partai Demokrat sering bicara soal demokrasi, tapi bila seseorang bahkan tak mampu membayar biaya hidup di kota yang ia sebut rumah, maka nilai-nilai itu terasa jauh dari jangkauan," imbuhnya.

Para pengkritik Mamdani bilang apa?

Karena politik Mamdani sangat kiri dibanding kebanyakan politik di AS, banyak orang menentangnya. Beberapa menganggap sosialismenya terlalu ekstrem, bahkan di kota liberal seperti New York, sehingga ia menjadi sosok yang kontroversial dan memecah belah masyarakat.

"Ketakutan terhadapnya serupa dengan yang dulu dimiliki banyak orang terhadap Presiden AS Donald Trump," ujar mantan Gubernur New York, David Paterson. "Mereka sama-sama berbicara tentang kelompok tertentu dengan cara yang menimbulkan perpecahan. Bedanya, Mamdani menargetkan pendukung Demokrat dan Republik pada umumnya."

Dukungannya terhadap hak-hak rakyat Palestina juga menuai kritik di kota dengan populasi Yahudi terbesar di luar Israel. "Secara tegas dan tanpa ragu: Saya meyakini Zohran Mamdani berbahaya bagi komunitas Yahudi di New York," ujar Rabbi Elliot Cosgrove dari Park Avenue Synagogue dalam khotbahnya bulan ini.

Namun, pandangan itu tidak mewakili seluruh komunitas Yahudi New York β€” banyak di antara mereka justru menyatakan dukungan terhadap Mamdani.

Dari kalangan bisnis, kekhawatiran juga muncul. Investor ternama Bill Ackman menulis di X (Twitter) bahwa kebijakan "antibisnis" Mamdani, seperti kenaikan pajak perusahaan, akan "membunuh lapangan kerja di New York dan membuat perusahaan-perusahaan hengkang."

Mengapa jabatan wali kota New York begitu esensial?

Dengan populasi hampir 8,5 juta jiwa dan sekitar 65 juta pengunjung per tahun, New York adalah pusat budaya dan keuangan dunia β€” sekaligus menghadapi tantangan besar dalam hal perumahan, transportasi, dan keuangan publik.

Jabatan wali kota di New York bertugas mengelola anggaran sebesar $116 miliar, dengan kewenangan luas yang mencakup pendidikan, keamanan publik, dan kebijakan sosial. Karena ukuran serta pengaruh global kota ini, posisi tersebut menjadikannya panggung politik berskala nasional dan internasional β€” beberapa wali kota sebelumnya bahkan pernah mencalonkan diri sebagai presiden Amerika Serikat, meski gagal.

Jika Mamdani menang, pertarungan retorisnya dengan Donald Trumpβ€” yang juga warga New York β€” diprediksi akan terus jadi sorotan. Trump telah menyebutnya sebagai "komunis edan" dan "bencana yang mengintai."

Mamdani menanggapi dengan tenang: "Saya akan bekerja sama dengan Presiden Trump demi kebaikan kota ini, tapi saya tidak akan tunduk padanya," ujarnya kepada duo satir politik The Good Liars.

"Jika Anda ingin memperumit kehidupan warga New York dengan menyerang mereka dan jalinan sosial kota ini, maka saya akan berdiri di garis depan untuk melawan Anda," tandasnya.

Dengan pandangan politik yang nyaris berseberangan, hubungan antara presiden dan calon wali kota baru New York ini tampaknya akan menjadi medan pertempuran baru dalam politik Amerika Serikat.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

Editor: Rizki Nugraha

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads