Pencuri Perhiasan Museum Louvre Tinggalkan Ratusan Jejak DNA

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Jumat, 24 Okt 2025 13:09 WIB
Jakarta -

Para pencuri yang menjarah perhiasan bernilai jutaan dolar dalam aksi berani di siang bolong di Museum Louvre pada Minggu (19/10) lalu, meninggalkan banyak jejak DNA di lokasi kejadian.

Penyidik menemukan "lebih dari 150 jejak DNA, sidik jari, dan bukti lainnya" di lokasi kejadian, kata Jaksa Paris, Laure Beccuau, kepada situs berita Prancis Ouest-France pada Kamis (23/10).

Jejak-jejak ini berasal dari helm, gerinda sudut, sarung tangan, rompi, dan barang-barang lain yang digunakan dan ditinggalkan oleh keempat perampok tersebut, tambah Beccuau.

"Analisis membutuhkan waktu, meski menjadi prioritas bagi laboratorium. Kami mengharapkan hasil dalam beberapa hari ke depan, yang mungkin memberikan petunjuk, terutama jika pelaku sudah tercatat dalam database," ujarnya.

Para pencuri yang mengenakan tudung dan masker memanjat tangga lipat hingga ke balkon Louvre pada hari Minggu (19/10), lalu masuk ke Galeri Apollo lantai satu, tempat tersimpannya koleksi peninggalan mahkota dan perhiasan kerajaan Prancis.

Mereka membawa lari delapan perhiasan yang pernah dimiliki oleh ratu dan permaisuri Prancis dengan perkiraan nilai €88 juta (sekitar 1,7 triliun rupiah).

Upaya awal pembobolan kotak display tidak berhasil

Awalnya, para pencuri gagal membuka kotak perhiasan menggunakan gerinda, menurut rekaman CCTV yang dikutip situs Le Parisien pada Rabu (22/10).

Hingga akhirnya, para pelaku berhasil membuat lubang kecil di kotak display dengan alat lain dan mengambil perhiasan secara manual, menurut laporan tersebut.

Menurut Le Parisien, rekaman CCTV juga menunjukkan bahwa sistem alarm internal bekerja dengan sempurna dan langsung bereaksi.

Alarm pertama berbunyi pada pukul 09.34 pagi (16.34 WIB) pada hari Minggu (19/10), saat para pencuri menggunakan alat listrik untuk merusak jendela pintu balkon.

Dua karyawan museum sempat mencoba menghentikan pencuri sebelum kotak display dibuka, tapi rekaman CCTV menunjukkan keduanya mundur, kemungkinan karena takut para pelaku bersenjata.

Titik buta CCTV memudahkan pencurian

Pada Rabu (22/10), Direktur Louvre, Laurence des Cars, mengakui bahwa para pencuri memanfaatkan titik buta di sistem CCTV untuk memanjat dinding luar museum.

Dalam kesaksiannya di Senat Prancis, des Cars mengatakan bahwa ia akan mendorong pendirian kantor polisi di dalam Louvre serta membatasi area parkir di sekitarnya agar kendaraan tidak bisa parkir tepat di samping museum.

Ia juga berjanji akan meningkatkan jaringan CCTV di museum yang paling banyak dikunjungi di dunia tersebut.

Meski sistem CCTV di museum mengalami kelemahan, Jaksa Beccuau mencatat pada Kamis (23/10) bahwa kamera keamanan publik dan swasta di tempat lain memungkinkan penyidik melacak pergerakan para pencuri "di Paris dan wilayah sekitarnya."

Ia berharap, dengan sorotan media yang luas terhadap perampokan ini, "para pencuri tidak akan berani bergerak dengan perhiasan tersebut."

"Saya ingin tetap optimistis," ujarnya.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Fika Ramadhani

Editor: Prihardani Purba

width="1" height="1" />

Lihat Video 'Perampokan Museum Guncang Prancis, 2.000 Koin Kuno Raib':




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork