Hamas Bebaskan 7 Sandera, Gaza Masuki Gencatan Senjata

Hamas Bebaskan 7 Sandera, Gaza Masuki Gencatan Senjata

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Senin, 13 Okt 2025 15:42 WIB
Jakarta -

Hamas membebaskan tujuh sandera ke dalam pengawasan Palang Merah pada Senin (13/10), menandai langkah pertama dalam pelaksanaan gencatan senjata bersejarah setelah dua tahun konflik berdarah antara Israel dan kelompok militan Palestina tersebut di Jalur Gaza yang porak poranda.

Militer Israel mengonfirmasi bahwa Komite Internasional Palang Merah (ICRC) kini telah membawa tujuh sandera pertama yang dibebaskan Hamas. Para sandera itu akan diserahkan kepada militer Israel untuk kemudian dipindahkan ke pangkalan militer Re'im, yang terletak di luar Jalur Gaza. Di sana, mereka akan dipertemukan kembali dengan keluarga, menjalani pemeriksaan medis, dan diterbangkan ke rumah sakit jika diperlukan perawatan lebih lanjut.

Menurut otoritas Israel, pembebasan sisa sandera berlangsung sekitar pukul 10.00 waktu setempat (13.00 WIB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa ini terjadi setelah Hamas merilis daftar 20 sandera yang masih hidup dan akan dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Namun, laporan juga menyebutkan bahwa jenazah hingga 28 sandera lain yang diyakini telah tewas di Gaza tidak akan dikembalikan bersamaan dengan para sandera yang masih hidup. Hamas juga merilis daftar sekitar 1.900 tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan para sandera tersebut.

ADVERTISEMENT

Tangis haru dan luka lama keluarga sandera di Israel

Di tengah kabar pembebasan, suasana haru dan ketegangan menyelimuti keluarga para sandera di Israel. Banyak di antara mereka mengatakan sulit mempercayai bahwa para sandera benar-benar selamat sampai mereka menyeberang ke wilayah Israel.

"Saya tidak bisa mempercayai Hamas akan membawa mereka semua dalam keadaan hidup," kata Gil Dickmann, yang sepupunya, Carmel Gat, tewas dalam tawanan setelah diculik dalam serangan Hamas ke kibbutz Be'eri pada 7 Oktober 2023.

"Kami sudah melalui begitu banyak hal buruk," tambahnya. "Carmel, sepupu saya, dibunuh saat dalam tawanan. Dia sebenarnya hanya beberapa jam lagi akan dibebaskan. Gencatan senjata runtuh tepat di pagi hari ketika dia seharusnya pulang."

Sebuah video yang dibagikan oleh media Israel juga memperlihatkan momen menyentuh ketika Einav Zangauker, ibu dari sandera yang baru dibebaskan Matan Zangauker, berbicara dengan putranya melalui sambungan telepon. Dalam rekaman tersebut, Einav tampak duduk di dalam mobil bersama pengawalan militer Israel, suaranya bergetar menahan tangis.

"Matan, kamu pulang! Perang sudah berakhir! Ibu mencintaimu, aku menunggumu," katanya penuh haru. "Syukurlah, perang ini sudah berakhir!"

Einav Zangauker dikenal sebagai salah satu figur paling vokal dalam perjuangan publik selama dua tahun terakhir untuk mendesak pemerintah Israel memulangkan para sandera. Belum diketahui secara pasti bagaimana sambungan telepon antara ibu dan anak itu bisa difasilitasi.

Berita tentang pembebasan tujuh sandera pertama itu disambut dengan sorak-sorai di Israel. Puluhan ribu orang menyaksikan pemindahan sandera melalui layar publik di seluruh negeri, dengan acara besar digelar di Hostages Square, Tel Aviv. Ketujuh sandera itu dilaporkan dibebaskan di Kota Gaza di bagian utara Jalur Gaza.

AS dorong rencana pascaperang

Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di kawasan Timur Tengah bersama sejumlah pemimpin dunia untuk membahas rencana pascaperang dan implementasi kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan AS.

Gelombang besar bantuan kemanusiaan juga diperkirakan akan segera mengalir ke Gaza, wilayah yang kini dilanda kelaparan dan kehancuran parah akibat perang. Ratusan ribu warga kehilangan tempat tinggal dan menghadapi kondisi hidup yang sangat sulit.

Dalam waktu bersamaan, 1.966 tahanan Palestina yang akan dibebaskan pada Senin sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan Hamas telah naik ke dalam bus dari sejumlah penjara Israel, menurut seorang pejabat yang terlibat dalam operasi tersebut kepada kantor berita Reuters.

Dari jumlah itu, 1.716 orang berasal dari Gaza dan akan dibebaskan di Rumah Sakit Nasser di wilayah selatan Jalur Gaza. Sementara 250 tahanan Palestina lainnya, yang sebelumnya menjalani hukuman seumur hidup di Israel, diperkirakan akan dibebaskan ke Tepi Barat, Yerusalem, atau negara ketiga di luar kawasan tersebut, kata pejabat itu.

Meski masa depan Hamas dan Gaza masih menjadi tanda tanya besar, pembebasan sandera dan tahanan ini menjadi simbol harapan baru bagi perdamaian. Kesepakatan ini disebut-sebut sebagai langkah awal menuju rekonsiliasi yang lebih luas serta pembukaan kembali arus bantuan kemanusiaan yang selama ini terhambat di wilayah yang telah lama terperangkap dalam konflik.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Rahka Susanto

Editor: Yuniman Farid

Simak juga Video: Pertukaran Sandera Hamas-Israel Dimulai

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads