Hidup di Jerman, Kuliah Gratis-Terlindung Asuransi Kesehatan-Banyak Cuti?

Hidup di Jerman, Kuliah Gratis-Terlindung Asuransi Kesehatan-Banyak Cuti?

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Sabtu, 20 Sep 2025 19:18 WIB
Jakarta -

Berpikir untuk "Kabur Aja Dulu" ke Jerman?

Ibukota Jerman, Berlin, berhasil menarik minat banyak kaum muda Amerika yang ingin merantau ke luar negeri. Kaum muda asal Amerika sekarang berbondong bondong ke Berlin mencari alternatif hidup di luar AS menjauhi pemerintahan Trump, sama halnya kaum muda Indonesia yang penat dengan perpolitikan bangsa dan ingin #kabur aja dulu dari Indonesia.

Pembawa acara TikTok Washington Post Universe, Carmella Boykin, bekerja sama dengan DW's Berlin Fresh untuk mengeksplorasi beberapa keuntungan hidup di Jerman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apakah universitas di Jerman gratis?

Kuliah di Amerika Serikat bisa merogoh kocek hingga puluhan ribu dolar atau ratusan jutaan rupiah per tahun, sedangkan universitas negeri di Jerman umumnya menawarkan pendidikan tanpa biaya kuliah, baik untuk mahasiswa domestik maupun internasional, bahkan kini banyak program yang diajarkan dalam bahasa Inggris.

ADVERTISEMENT

Mahasiswa biasanya hanya perlu membayar biaya semesteran sekitar €100-€300 (sekitar 2 hingga 6 juta rupiah) sebagai biaya administrasi.

Jika terdaftar sebagai mahasiswa, kamu juga mendapatkan akses transportasi umum secara gratis atau dengan potongan harga, jadi bayaran semester ini seperti formalitas belaka.

Tapi ada beberapa negara bagian Jerman, seperti Baden-Württemberg dan Bayern, yang mengenakan biaya kuliah untuk mahasiswa non-Uni Eropa, hingga €1.500 (sekitar Rp 29 juta).

Program master khusus dan program lain yang ditawarkan oleh universitas swasta juga mengharuskan membayar biaya kuliah.

Wajib hukumnya: asuransi kesehatan

Kamu wajib memiliki asuransi kesehatan di Jerman.

Iurannya bervariasi tergantung pilihanmu: asuransi kesehatan publik atau swasta. Secara umum, asuransi kesehatan publik menanggung layanan kesehatan yang kamu perlukan dan jadi pilihan yang paling aman.

Jika kamu memiliki pekerjaan, sebagian iuran asuransi kesehatan dibayar oleh pemberi kerja dan sebagian lagi dipotong dari gajimu per bulan. Besar iuran bergantung pada gaji, besarannya sekitar 19 persen dari gaji kotor.

Jika kamu mahasiswa dan berusia di bawah 30 tahun, kamu akan membayar tarif mahasiswa sebesar €140 (Rp 2.7 juta) per bulan.

Jika kamu seorang wiraswasta, kamu akan membayar iuran sebesar 20 persen dari penghasilan, dengan iuran minimum sekitar €230 (Rp 4.5 juta) per bulan dan maksimum €1.200 (Rp 23.5 juta). Jumlah ini dibayarkan setiap bulan melalui transfer bank.

Anak muda yang sehat mungkin tergoda untuk memilih penyedia asuransi swasta. Asuransi swasta mungkin menawarkan iuran per bulan yang lebih terjangkau dibanding asuransi publik.

Tapi perlu diingat, meski program asuransi kesehatan swasta cocok untuk para perantau dalam jangka pendek, biasanya program tersebut tidak menanggung layanan kesehatan untuk kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti terapi psikoterapi, pengobatan terkait penyakit menular seksual, dan lainnya.

Selain itu, sangat sulit untuk kembali ke asuransi kesehatan publik terlebih jika kamu wiraswasta, jadi ini adalah keputusan penting. Siapa tahu dari petualanganmu merantau di Jerman yang tadinya sementara membuatmu menetap lama di sini.

Bagaimana dengan cuti di Jerman?

AS tidak memiliki aturan nasional yang mengatur hari libur berbayar, cuti tahunan, atau cuti sakit untuk para pekerjanya.

Di Jerman jumlah minimum cuti tahunan secara hukum untuk pegawai penuh waktu adalah 20 hari, menjadikannya salah satu negara dengan hari cuti tahunan terbanyak di dunia. Banyak pemberi kerja menawarkan lebih banyak hari libur dalam setahun.

Selain cuti tahunan, ada juga 10 hingga 13 hari libur nasional di Jerman, jumlahnya ini berbeda di tiap negara bagian. Pemberi kerja juga membayar pekerjanya di hari libur nasional ini.

Indonesia juga memiliki aturan mengenai cuti tahunan Berdasarkan UU Cipta Kerja 11/23 pekerja berhak atas 12 hari cuti tahunan, setelah bekerja 12 bulan berturut turut. Selain itu pemberi kerja juga membayar gaji saat hari libur nasional. Rata rata hari libur nasional di Indonesia berkisar 16 hingga 17 hari.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Sorta Caroline

Editor: Yuniman Farid

Simak juga Video: Dirut Sebut BPJS Kesehatan Sistem Terbaik Sepanjang Sejarah RI

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads