Eropa Percepat Sanksi Energi Rusia di Tengah Tekanan Politik

Eropa Percepat Sanksi Energi Rusia di Tengah Tekanan Politik

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Rabu, 17 Sep 2025 17:47 WIB
Ursula von der Leyen menjanjikan Donald Trump langkah baru Uni Eropa terkait energi Rusia (Yegor Aleyev/TASS/dpa/picture alliance)
Brussels -

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan Uni Eropa (UE) akan mempercepat langkah menghentikan seluruh impor minyak dan gas Rusia. Ia menekankan bahwa pendapatan Moskow dari menjual energi fosil menjadi penopang utama ekonomi perang Rusia.

Von der Leyen juga mengungkapkan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang mengaitkan sanksi tambahan AS terhadap Rusia dengan syarat Eropa menghentikan pembelian minyak Rusia serta menaikkan tarif impor dari Cina.

Rencana yang ada saat ini menargetkan penghentian penuh impor minyak Rusia pada 2027 dan gas pada 2028. Namun, Ursula von der Leyen mengatakan Komisi Eropa akan segera mengajukan paket sanksi ke-19 yang mencakup sektor kripto, perbankan, dan energi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Protes ribuan warga Slovakia terhadap pemerintahan yang pro-Rusia

Di saat yang sama, ribuan warga Slovakia turun ke jalan untuk memprotes kebijakan ekonomi dan sikap pro-Rusia Perdana Menteri Robert Fico.

Aksi itu berlangsung ketika Fico melakukan perjalanan ke Cina untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini merupakan pertemuan ketiganya sejak invasi penuh Rusia ke Ukraina dimulai.

ADVERTISEMENT

Para pengkritik menilai Fico mengikuti jejak Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, yang dikenal kerap menghambat upaya sanksi Uni Eropa terhadap Moskow.

Sekjen PBB 'tidak optimistis' soal perdamaian Ukraina

Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan pandangannya terkait situasi di Ukraina dalam sebuah konferensi pers di New York.

"Saya tidak terlalu optimistis soal kemajuan upaya perdamaian dalam waktu dekat di Ukraina," kata Sekjen PBB Antonio Guterres.

Guterres menambahkan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina kemungkinan akan berlangsung "setidaknya untuk beberapa waktu," menunjukkan bahwa konflik ini belum menunjukkan tanda-tanda akan segera berakhir meski ada berbagai upaya diplomasi.

Pernyataan ini muncul di tengah harapan yang sempat timbul setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Agustus 2025, yang sempat dinilai bisa membuka jalan untuk negosiasi perdamaian, tapi hingga kini belum membuahkan hasil konkret.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris.

Diadaptasi oleh Pratama Indra dan Muhammad Hanafi

Editor: Tezar Aditya Rahman

Simak juga Video: Biden Umumkan AS-UE Kurangi Ketergantungan Energi Rusia

(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads