Pecinta astronomi akhirnya berkesempatan menyaksikan gerhana bulan total, seperti yang terjadi pada 7 September 2025. Gerhana bulan total ini dapat disaksikan oleh penduduk di benua Eropa, Afrika, Asia, dan Australia. Dipastikan, fenomena ini jadi pemandangan yang spektakuler.
Tidak perlu khawatir bagi yang melewatkan, karena masih ada beberapa kesempatan menyaksikan gerhana bulan total sebelum tahun 2030.
Apa bedanya gerhana bulan dan gerhana matahari?
Gerhana bulan dan matahari terjadi dengan frekuensi yang sama, sekitar dua kali dalam setahun. Kedua peristiwa alam ini punya daya pikat yang tinggi. Sekelompok orang yang dikenal sebagai "pemburu gerhana" bahkan rela keliling dunia untuk mengejar gerhana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, gerhana matahari dianggap lebih menarik bagi banyak orang. Kemunculan fenomena ini biasanya juga ditandai kerumunan orang yang ramai-ramai menatap ke langit, mengenakan kacamata pelindung yang nampak futuristik (karena baiknya tidak melihat langsung ke matahari dengan mata telanjang).
Di sisi lain, gerhana bulan seperti sepi peminat. Mungkin karena kita hanya bisa melihatnya saat hari sudah gelap, ketika banyak orang sudah tidur atau sedang berpesta hingga larut malam.
Namun, gerhana bulan total tidak kalah istimewa dengan bulan yang menunjukkan merah darah atau jingga. Baiknya lagi, manusia tidak perlu kacamata khusus untuk menyimak peristiwa alam tersebut. Jika cuaca malam cukup cerah, kita bahkan tidak memerlukan teleskop dan dapat melihat gerhana bulan ini dengan mata telanjang.
Apa yang terjadi selama gerhana bulan total?
Gerhana matahari terjadi saat bulan berada di antara bumi dan matahari. Bulan menghalangi cahaya matahari sehingga bayangan bulan jatuh di bumi.
Sedangkan, gerhana bulan terjadi saat bumi berada di antara matahari dan bulan. Bulan pun diselimuti umbra atau bayangan dalam bumi.
Saat gerhana bulan terjadi, sebagian cahaya matahari masih berhasil melewati tepi atmosfer bumi menerangi bulan dengan warna merah dan jingga redup.
Warna lain dengan panjang gelombang lebih pendek, seperti biru dan ungu, kerap terpencar sehingga lebih kecil kemungkinannya untuk melewati atmosfer bumi. Cahaya merah dan jingga memiliki panjang gelombang lebih panjang yang tidak mudah terpencar.
Jika bulan tampak berwarna merah atau jingga pekat selama gerhana bulan total, hal itu menunjukkan tingginya kadar debu dan awan di atmosfer bumi.
Mengapa kita tidak melihat gerhana bulan total setiap bulannya?
Gerhana bulan total tidak terjadi setiap bulan. Pasalnya, bulan mengelilingi bumi dengan kemiringan sekitar 5 derajat. Jadi meskipun bulan bergerak ke belakang Bumi setiap empat minggu, posisinya sering kali tidak pas dan masih dapat dijangkau langsung oleh cahaya matahari.
Gerhana bulan terjadi saat bulan purnama dan berada berseberangan dengan matahari, sedang bumi yang berada di antara keduanya, menghalangi cahaya matahari menuju bulan.
Gerhana bulan bisa dilihat dari mana saja di dunia saat malam hari. Sebaliknya, gerhana matahari hanya bisa dilihat dari lokasi tertentu saja.
Gerhana bulan total berlangsung lebih lama daripada gerhana matahari total, karena bayangan Bumi yang lebih besar dibanding bayangan bulan.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Sorta Caroline
Editor: Rizki Nugraha
Tonton juga video "Tambah Tahu: Rahasia Ilmiah di Balik Gerhana Blood Moon" di sini:
(ita/ita)