Bakar Batu Bara Tanpa Rem, China Cetak Rekor Baru di 2025

Bakar Batu Bara Tanpa Rem, China Cetak Rekor Baru di 2025

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Rabu, 27 Agu 2025 08:34 WIB
Jakarta -

Cina membakar lebih banyak batu bara di pembangkit listrik antara Januari dan Juli 2025 dibandingkan periode mana pun sejak 2016. Demikian menurut laporan penelitian lingkungan terbaru.

Laporan tersebut β€” yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA), sebuah organisasi penelitian kualitas udara independen yang berbasis di Finlandia; dan Global Energy Monitor (GEM), sebuah perusahaan analitik energi yang bermarkas di AS β€” menyatakan Cina telah mengoperasikan 21 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga batu bara dalam enam bulan pertama tahun 2025.

Ini merupakan level tertinggi selama enam bulan terakhir dalam sembilan tahun. Laporan CREA/GEM juga menyebutkan pembangunan baru dan pengaktifan kembali pembangkit listrik tenaga batu bara yang ada dengan total 46 GW dan proyek-proyek yang diusulkan dengan kapasitas untuk menghasilkan tambahan 75 GW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total proyeksi produksi pembangkit listrik tenaga batu bara diperkirakan mencapai 80-100 GW pada tahun 2025.

Batu bara saat ini menyumbang setengah dari produksi energi Cina, turun dari tiga perempatnya pada tahun 2016. Cina, ekonomi terbesar kedua di dunia, juga merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.

ADVERTISEMENT

Cina bangun energi terbarukan dalam jumlah besar, mengurangi emisi secara keseluruhan

Paradoksnya, lonjakan penggunaan batu bara ini terjadi seiring Cina memperluas kapasitas energi terbarukannya secara besar-besaran, yang kini menutupi pertumbuhan permintaan listrik. Kapasitas tenaga surya, misalnya, melonjak sebesar 212 GW dalam enam bulan pertama tahun 2025.

Tahun ini saja, negara ini berada di jalur yang tepat untuk memasang energi terbarukan baru yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi gabungan Jerman dan Inggris.

Jerman, menurut Badan Jaringan Federalnya, menambahkan sekitar 20 GW energi terbarukan ke jaringan listriknya pada tahun 2024, sehingga totalnya menjadi 190. Cina akan menambahkan 500 GW energi angin dan matahari baru pada tahun 2025 saja.

Dorongan Beijing ini telah menyebabkan penurunan emisi sebesar 1% dalam enam bulan terakhir dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian menurut situs web iklim dan energi yang bermarkas di Inggris, Carbon Brief, namun meningkatnya ketergantungan Cina pada batu bara mengancam akan menggagalkan upayanya untuk mengurangi emisi gas.

"Meskipun kapasitas dan bauran pembangkitan berubah dengan cepat, pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara di Cina tidak menunjukkan tanda-tanda mereda," tulis CREA.

"Pengembangan pembangkit listrik tenaga batu bara di Cina... tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, sehingga emisi tetap tinggi dan batubara tertahan dalam sistem selama bertahun-tahun mendatang," ujar Christine Shearer, analis riset di GEM dan salah satu penulis laporan tersebut.

"Kepentingan batubara yang kuat" Cina mengancam target iklim

Pada tahun 2021, Presiden Cina Xi Jinping mengatakan ia akan "mengendalikan secara ketat" industri batubara untuk "menguranginya secara bertahap" antara tahun 2026 dan 2030.

Meskipun Xi berjanji untuk menghapus 30 GW batubara dari jaringan listrik Cina antara tahun 2020 dan akhir tahun 2025, hanya 1 GW yang telah dihentikan.

Penulis CREA mengutip "kepentingan batubara yang kuat" dalam peringatan bahwa hal ini menekan energi terbarukan dengan mengamankan "kontrak jangka panjang dan pembayaran kapasitas yang luas," yang memungkinkan mereka untuk "menjaga banyak pembangkit tetap beroperasi dengan output tinggi."

Xi mengatakan ia akan mengumumkan Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC) Cina β€” sebuah komitmen nasional untuk pengurangan emisi gas rumah kaca pada tahun 2035 β€” sebelum KTT iklim COP30 di Brasil pada bulan November.

Rinciannya juga diharapkan ketika Partai Komunis Cina (PKT) merilis rincian Rencana Lima Tahun ke-15 untuk tahun 2026 hingga 2030 dalam beberapa bulan mendatang.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Rizki Nugraha

Saksikan Live DetikPagi :

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads