Kebun Binatang Jerman Bunuh 12 Babun, Pecinta Hewan Meradang

Kebun Binatang Jerman Bunuh 12 Babun, Pecinta Hewan Meradang

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Rabu, 30 Jul 2025 16:37 WIB
Jakarta -

Pihak kebun binatang menyatakan bahwa tidak ada pilihan lain setelah upaya memindahkan hewan-hewan tersebut ke kebun binatang lain gagal, dan langkah-langkah kontrasepsi tidak berhasil memperlambat pertumbuhan kelompok.

Kebun binatang itu, yang ditutup pada hari Selasa (29/07) karena "alasan operasional", sebelumnya telah mengumumkan rencana ini sejak Februari 2024. Saat itu, mereka mengungkapkan bahwa jumlah babun telah mencapai 40 ekor, meskipun fasilitasnya awalnya hanya dirancang untuk menampung 25 ekor.

Ketegangan antarhewan semakin sering terjadi dalam kelompok tersebut, menyebabkan cedera pada beberapa babun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Kebun Binatang, Dag Encke, mengatakan bahwa memperluas ruang kandang tidak memungkinkan, dan melepaskan hewan ke alam liar pun bukanlah opsi yang realistis.

Dikecam: Kebijakan pembiakan yang "tak bertanggung jawab

Kelompok perlindungan hewan mengecam keras keputusan ini dan mengancam akan menuntut manajemen kebun binatang, dengan menyatakan bahwa masalah ini adalah akibat dari kebijakan mereka sendiri.

ADVERTISEMENT

"Apa yang kami khawatirkan akhirnya terjadi," ujar organisasi Pro Wildlife, "hewan-hewan sehat harus dibunuh karena kebun binatang ini selama puluhan tahun mempertahankan kebijakan pembiakan yang tidak bertanggung jawab dan tidak berkelanjutan."

"Menurut kami, pembantaian ini seharusnya bisa dihindari dan melanggar hukum," lanjut pernyataan tersebut.

Pro Wildlife adalah salah satu dari beberapa organisasi yang telah mengajukan tuntutan pidana terhadap kebun binatang karena diduga melanggar undang-undang perlindungan hewan.

"Undang-undang perlindungan hewan hanya mengizinkan pembunuhan hewan bertulang belakang jika terdapat alasan yang masuk akal," kata Christoph Maisack, ketua Asosiasi Hukum Perlindungan Hewan Jerman (DJGT), seraya menambahkan: "Membiarkan mereka berkembang biak terlalu bebas bukanlah alasan yang sah."

Direktur Encke membela keputusan tersebut, dengan menyatakan bahwa manajemen telah bertindak sesuai kriteria dari Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Eropa (EAZA), yang memperbolehkan pembunuhan hewan sebagai "langkah terakhir yang sah untuk menjaga stabilitas populasi."

Aktivis ditangkap

Rencana ini memicu protes yang terus berulang, termasuk aksi aktivis yang memborgol dan merekatkan diri ke gerbang masuk dan kandang babun, serta memanjat pagar untuk masuk ke dalam area kebun binatang.

Pihak berwenang menyatakan bahwa tujuh orang ditangkap setelah menerobos masuk pada hari Selasa, termasuk seorang wanita yang merekatkan dirinya ke tanah di pintu masuk.

Pihak manajemen kebun binatang menanggapi aksi tersebut dalam sebuah pernyataan: "Kami sadar bahwa banyak orang akan sulit memahami keputusan ini—bahkan mungkin merasa terganggu, kecewa, atau marah karenanya."

Jadi makanan predator

Asosiasi Perlindungan Hewan Jerman (Deutsche Tierschutzbund) merilis pernyataan yang menyebut bahwa kebun binatang telah melanggar batas etika dan memperingatkan bahwa hewan lain bisa mengalami nasib serupa.

"Tanggung jawab terhadap kesejahteraan hewan yang dipelihara dan dibesarkan di kebun binatang tidak berhenti hanya karena keterbatasan ruang atau kesulitan pendanaan dan organisasi," kata kelompok tersebut.

Kelompok-kelompok perlindungan hewan kini menyerukan agar pemerintah lebih ketat mengatur kebijakan pembiakan kebun binatang.

Kepala biolog kebun binatang, Jörg Beckmann, menyatakan bahwa tidak ada hewan bunting atau yang sedang dalam pengamatan ilmiah yang dibunuh, dan menambahkan bahwa hewan-hewan tersebut telah diberikan sebagai makanan bagi predator setelah ditembak.

Direktur Encke juga mengakui bahwa praktik menidurkan hewan dan memberikannya kepada singa atau harimau merupakan hal yang biasa dilakukan, bahkan beberapa hewan memang dibiakkan secara khusus untuk tujuan tersebut. Namun, ia menyebut bahwa situasi ini berbeda karena babun merupakan kerabat dekat manusia, sehingga memicu respons emosional yang lebih besar dari publik.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

Editor: Rizki Nugraha

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads