Kasus Bunuh Diri di Kalangan Pelajar India Meningkat

Kasus Bunuh Diri di Kalangan Pelajar India Meningkat

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Kamis, 24 Jul 2025 18:03 WIB
Pelajar di India kerap menghadapi tekanan ujian, persaingan kerja, dan minimnya layanan konseling, mendorong naiknya angka kasus bunuh diri di negara tersebut (Foto: Mana Vatsyayana/Getty Images/AFP)
Pelajar di India kerap menghadapi tekanan ujian, persaingan kerja, dan minimnya layanan konseling, mendorong naiknya angka kasus bunuh diri di negara tersebut (Mana Vatsyayana/Getty Images/AFP)
New Delhi -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kasus bunuh diri di kalangan pelajar India telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, menyumbang 7,6% dari total kematian akibat bunuh diri, menurut data Biro Catatan Kejahatan Nasional (NCRB) tahun 2022. Data tahun 2022 itu mengungkap bahwa sekitar 13.000 pelajar meninggal setiap tahun akibat bunuh diri. Data resmi untuk 2023 dan 2024 belum dirilis.

Penelitian menunjukkan bahwa tekanan akademik dan sosial, ditambah minimnya dukungan dan kesadaran institusional jadi beberapa faktor di balik meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan pelajar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Angka-angka ini mencerminkan penderitaan yang tersembunyi di balik ekspektasi masyarakat," kata neuropsikiater Anjali Nagpal. Ia menekankan pentingnya pendidikan kesehatan mental di sekolah dan pelatihan guru untuk menjadi pendengar yang empatik, bukan sekadar pengajar.

Dukungan kesehatan mental kian mendesak

Menteri Negara di Kementerian Pendidikan India, Sukanta Majumdar, memaparkan temuan dari laporan itu sebelum sebuah sesi di parlemen pada Senin (21/07). Ia mengakui bahwa meski telah dilakukan reformasi pendidikan dan inisiatif kesehatan mental, tekanan akademis yang ekstrem masih membebani siswa. Pemerintah, katanya, kini tengah menjalankan berbagai program dukungan psikologis bagi siswa, guru, dan keluarga.

ADVERTISEMENT

Nelson Vinod Moses, pendiri Yayasan Pencegahan Bunuh Diri India, mengatakan kepada DW, bahwa persaingan yang tidak sehat, sistem penilaian yang terlalu ketat, dan minimnya dukungan kesehatan mental, sebagai faktor utama meningkatnya kasus bunuh diri di kalangan pelajar.

Ia menyebut fenomena ini sebagai "wabah tak terlihat" yang menciptakan kecemasan mendalam dalam sistem pendidikan. Menurutnya, kampus perlu melatih konselor dalam deteksi dan penanganan risiko bunuh diri, serta mengintegrasikan kecerdasan emosional, keterampilan hidup, dan pelatihan pencegahan bunuh diri bagi mahasiswa dan dosen.

Mahasiswa rentan butuh sistem perlindungan

Sebuah studi tahun 2019 yang melibatkan lebih dari 8.500 mahasiswa di India menemukan bahwa 12% pernah berpikir untuk bunuh diri, dan hampir 7% pernah mencobanya. Studi ini menyoroti perlunya intervensi kesehatan mental di kampus.

Mahkamah Agung India menyebut situasi ini sebagai "wabah bunuh diri" dan telah membentuk satuan tugas nasional untuk merumuskan kebijakan pencegahan. Satuan tugas itu kini sedang melakukan penyelidikan, konsultasi, dan tinjauan kelembagaan guna menghasilkan cetak biru kebijakan yang komprehensif.

Maheshwer Peri, CEO Careers360, menilai tekanan akademik ekstrem dan kurangnya sistem pendukung membuat banyak mahasiswa rentan. Ia menyerukan layanan kesehatan mental yang lebih luas dan terintegrasi.

Psikiater Achal Bhagat menambahkan bahwa definisi sempit tentang kesuksesan, ketimpangan gender, kekerasan, dan minimnya peluang kerja turut memperburuk krisis kesehatan mental di kalangan pelajar.

"Sistem sosial dan institusi kita terlalu kaku, seolah-olah Anda hanya bisa gagal atau menjadi jenius. Minimnya ruang bagi kaum muda untuk terlibat dalam diskusi menciptakan rasa putus asa yang berujung pada kehilangan tragis," kata Bhagat kepada DW.

Ia menekankan bahwa solusi harus melibatkan partisipasi aktif kaum muda dalam pengambilan keputusan, pendampingan yang berkelanjutan, dan hadirnya panutan yang mudah diakses untuk memperluas makna kesuksesan.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Levie Wardana

Editor: Prihardani Purba

Simak juga Video: Sosiolog Sebut Alasan Warga Terjerat Pinjol Rentan Lakukan Bunuh Diri

(nvc/nvc)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads