Trump Desak Pengadilan Rilis Dokumen Kasus Epstein

Trump Desak Pengadilan Rilis Dokumen Kasus Epstein

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Jumat, 18 Jul 2025 16:21 WIB
dw
Menurut laporan Wall Street Journal, Donald Trump menulis surat ulang tahun yang mesum kepada Jeffrey Epstein pada tahun 2003 yang menampilkan gambar seorang wanita telanjang. Trump membantahnya. (Foto: Anna Moneymaker/Getty Images)
Jakarta -

Menyusul persetujuan pengadilan, pada hari Kamis (17/07), Presiden AS Donald Trump memerintahkan Jaksa Agung Pamela Bondi untuk merilis kesaksian dewan juri penyelidik terkait kasus pelaku perdagangan seks anak di bawah umur Jeffrey Epstein.

Trump pernah mengklaim telah mengenal Epstein sejak lama. Kasus ini diisukan menyimpan dokumen berisi nama-nama pejabat tinggi dan tokoh penting AS, yang belakangan kembali membebani pemerintahan Trump, menyusul desakan transparansi dari pendukung sendiri.

Namun tuduhan adanya keterlibatan dibantah oleh Trump. "Penipuan ini, yang dipelihara oleh Partai Demokrat, harus dihentikan sekarang juga!" tulisnya di platform Truth Social, mengkritik "perhatian berlebihan yang diberikan kepada Jeffrey Epstein."

Tak lama setelah pernyataan Trump, Bondi menyatakan di X bahwa Departemen Kehakiman siap mengajukan permohonan ke pengadilan pada hari Jumat (18/07) untuk membuka segel transkrip dewan juri tersebut.

Trump dituduh menulis surat ulang tahun cabul untuk Epstein

Pengumuman terbaru Trump terkait kasus Epstein muncul setelah ancamannya untuk menggugat surat kabar The Wall Street Journal (WSJ) atas laporan yang menyebutkan bahwa orang nomor satu di AS itu pernah menulis surat bernada mesum untuk Epstein.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat tersebut diduga berisi gambar seorang perempuan telanjang, yang juga memuat tanda tangan Trump sebagai bagian dari gambar tersebut, dalam kumpulan catatan untuk ulang tahun ke-50 Epstein pada tahun 2003.

Trump dengan tegas membantah menulis surat itu, dengan menyebutnya "palsu, jahat, dan memfitnah," serta menuduh surat kabar tersebut mengabaikan bantahan langsung darinya.

ADVERTISEMENT

"Presiden Trump akan segera menggugat The Wall Street Journal, NewsCorp, dan Rupert Murdoch. Pers harus belajar berkata jujur dan tidak mengandalkan sumber yang mungkin bahkan tidak ada," tulis Trump di Truth Social.

Kasus Epstein dan ketegangan Trump dengan pendukung MAGA

Presiden Trump telah berada di bawah pengawasan ketat terkait hubungan masa lalunya dengan Epstein.

Trump termasuk di antara sejumlah tokoh ternama yang pernah mengenal Epstein, meskipun ia membantah pernah mengunjungi properti terkenal Epstein di Kepulauan Virgin, Amerika Serikat.

Jeffrey Epstein adalah seorang pengusaha tajir yang ditangkap pada tahun 2019 atas tuduhan perdagangan seks anak dan konspirasi. Ia dikenal memiliki jaringan hubungan dengan sejumlah tokoh berpengaruh, termasuk beberapa figur publik dan politikus.

Epstein meninggal dunia akibat bunuh diri di penjara saat menunggu persidangan, yang kemudian memicu berbagai spekulasi dan teori konspirasi. Kasusnya menjadi sorotan global karena dugaan eksploitasi seksual terhadap korban anak di bawah umur dan keterlibatan orang-orang kuat dalam skandal tersebut.

Kasus Epstein menyoroti betapa seringnya pria berkuasa terlibat dalam perilaku cabul yang merusak kepercayaan masyarakat, sebagaimana disebutkan Tarana Burke, salah satu pendiri gerakan #MeToo dalam wawancara dengan the Guardian:: "Kekerasan seksual adalah penyalahgunaan kekuasaan yang sangat dalam." Sementara aktivis Gloria Steinem mengingatkan: "Tanpa adanya pertanggungjawaban, kekuasaan hanyalah resep untuk penyalahgunaan."

Perlindungan tokoh berpengaruh

Selama kampanye pemilu AS 2024, Trump berjanji akan merilis berkas terkait Epstein, namun kemudian meminta para pendukungnya di gerakan "Make America Great Again (MAGA)" untuk melupakan berkas tersebut.

Banyak pendukung Trump, khususnya dari inti gerakan MAGA, menuduh pemerintahan melindungi tokoh-tokoh berpengaruh yang diduga terkait kasus ini.

Kasus Epstein menjadi sumber perselisihan paling mencolok antara Trump dan basis pendukung setianya menjelang pemilu tengah periode 2026.

Selain itu, Trump juga berkali-kali dituduh melakukan pelecehan seksual. Pada Januari 2024, pengadilan memerintahkan Trump membayar ganti rugi sebesar 83,3 juta dolar AS kepada E. Jean Carroll atas pencemaran nama baik karena menyangkal telah memperkosanya tiga dekade lalu.

Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman

Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

Editor: Rizky Nugraha

Lihat juga Video 'AS Bantah Ikut Terlibat dalam Serangan Israel ke Suriah':

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads