Asosiasi produsen panel surya Amerika Serikat hari Kamis (17/7) mengajukan petisi menuntut Departemen Perdagangan mengenakan tarif impor dari Indonesia, India, dan Laos. Mereka menuduh perusahaan-perusahaan di tiga negara itu melakukan dumping sehingga barangnya lebih murah di pasar dan melemahkan pabrik-pabrik baru di Amerika.
Petisi ini merupakan upaya terbaru dari industri manufaktur panel surya AS untuk meminta keringanan perdagangan guna melindungi investasi bernilai miliaran dolar dan bersaing dengan produk yang sebagian besar dibuat perusahaan-perusahaan Cina di luar negeri.
Asosiasi panel surya Alliance for American Solar Manufacturing and Trade, yang mengajukan petisi ini, beranggotakan antara lain First Solar yang berbasis di Tempe, Arizona serta perusahaan Talon PV dan Mission Solar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok ini sebelumnya telah berhasil memenangkan tarif impor dari negara-negara di Asia Tenggara termasuk Malaysia, Kamboja, Vietnam, dan Thailand. Tarif tersebut telah difinalisasi awal tahun ini.
Tuduhan dumping
Petisi itu menuduh perusahaan-perusahaan menerima subsidi pemerintah yang tidak adil dan menjual produk mereka di bawah biaya produksi di Amerika Serikat.
Laporan tersebut menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan milik Cina mengalihkan produksi dari negara-negara yang terkena tarif AS ke Indonesia dan Laos, dan juga menuduh produsen yang berkantor pusat di India melakukan dumping barang-barang murah di Amerika Serikat.
Impor gabungan dari ketiga negara tersebut mencapai $1,6 miliar tahun lalu, naik dari $289 juta pada tahun 2022, menurut asosiasi panel surya.
"Kami selalu mengatakan, penegakan hukum perdagangan yang tegas sangat penting bagi keberhasilan industri ini," kata Tim Brightbill, pengacara utama asosiasi, dalam sebuah pernyataan.
Kapasitas produksi panel surya AS masih rendah
Sebagian besar panel surya yang dipasang di Amerika Serikat diproduksi di luar negeri. Namun, kapasitas manufaktur panel surya AS telah tumbuh secara signifikan sejak Undang-Undang Pengurangan Inflasi 2022 memberikan kredit pajak sebagai insentif untuk mengurangi ketergantungan pada barang-barang buatan Cina.
Kapasitas panel mencapai 50 gigawatt tahun ini, naik dari 7 GW pada tahun 2020, menurut Asosiasi Industri Energi Surya SEIA.
Kapasitas tersebut masih belum cukup untuk memasok pasar tenaga surya AS, yang diperkirakan akan memasang hampir 43 GW per tahun hingga tahun 2030, menurut SEIA.
Departemen Perdagangan memiliki waktu 20 hari untuk memutuskan apakah akan memulai penyelidikan mengenai pengenaan tarif. Departemen tersebut tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Kasus perdagangan anti-dumping biasanya membutuhkan waktu sekitar satu tahun untuk menghasilkan tarif final.
Editor: Rizki Nugraha