EU: Perdagangan 'Nyaris Mustahil' dengan Tarif Baru Trump

EU: Perdagangan 'Nyaris Mustahil' dengan Tarif Baru Trump

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Selasa, 15 Jul 2025 17:43 WIB
Jakarta - Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, menyatakan pihaknya masih mengharapkan tercapainya kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat, meski Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif hingga 30 persen.

Namun, tenggat untuk merampungkan negosiasi kian mendesak seiring mendekatnya batas akhir pada 1 Agustus.

Pada Senin (14/6), Sefcovic mengatakan, dirinya meyakini pemerintah AS siap melanjutkan negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.

Perundingan masih berjalan, ketika Presiden AS Donald Trump mendadak mengumumkan akan memberlakukan tarif 30 persen atas impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus, jika tidak ada kesepakatan yang tercapai.

Pernyataan Sefcovic sendiri muncul di tengah perpecahan di internal Uni Eropa, mengenai bagaimana menghadapi kebijakan proteksionisme dari Washington.

Prancis termasuk di antara negara-negara yang menyerukan tindakan balasan, sementara negara anggota lain menyerukan kehati-hatian, dengan mempertimbangkan kebergantungan tinggi Eropa dalam bidang pertahanan.

Di antara pihak yang melontarkan ancaman balasan, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan, UE telah menyiapkan daftar tarif senilai 21 miliar Euro atau sekitar USD24,5 miliar terhadap impor dari AS, jika kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan.

Apa kata UE tentang negosiasi dengan AS?

Sefcovic, yang mewakili 27 negara anggota UE dalam negosiasi perdagangan selama lebih dari empat pekan dengan AS mengatakan, kesepakatan tetap menjadi hasil yang paling diharapkan.

Dalam pernyataan saat tiba di Brussels untuk menggelar pembicaraan dengan para menteri UE, dia mengatakan, tarif 30 persen akan membuat perdagangan dengan AS "hampir mustahil untuk dilanjutkan." Saat ini, nilai perdagangan harian kedua pihak mencapai 4,4 miliar Euro atau sekitar 5,15 miliar USD.

Sefcovic mengungkapkan, dirinya dan tim negosiasi merasa "sudah sangat dekat dengan kesepakatan" selama perundingan dengan pihak AS.

Namun, gejolak yang dipicu oleh ancaman tarif terbaru harus diakhiri, katanya, seraya menambahkan bahwa Brussels siap menghadapi "semua kemungkinan."

"Ketidakpastian saat ini yang disebabkan oleh tarif yang tidak berdasar tidak bisa dibiarkan berlangsung terus-menerus," kata Sefcovic kepada wartawan.

Dia menambahkan, "tindakan balasan yang dipertimbangkan dengan baik dan proporsional" tetap menjadi opsi jika kesepakatan tidak tercapai.

Bagaimana reaksi UE terhadap ancaman tarif Trump?

Sebagai isyarat itikad baik, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Minggu (13/6) menunda paket tindakan balasan atas tarif AS terhadap baja dan aluminium, yang semula dijadwalkan berlaku mulai Senin kemarin.

Namun, para diplomat mengatakan, satu paket tindakan balasan lainnya, yang bisa diterapkan jika tarif 30 persen benar-benar diberlakukan, akan diajukan kepada para menteri perdagangan pada hari Senin.

Menteri Perdagangan Prancis Laurent Saint-Martin mengatakan, rencana balasan tidak akan mengenal kata tabu. Dia menambahkan, pengumuman Trump memaksa UE untuk meninjau ulang kebijakannya.

"Kalau kita menahan diri, kita tidak memperkuat posisi dalam negosiasi," ujarnya dalam pertemuan di Brussels. "Sudah jelas, situasi sejak Sabtu memaksa kita mengubah strategi."

Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen, selaku negara pemegang jabatan presidensi UE, juga menyerukan pendekatan yang lebih tegas.

"Kami menginginkan kesepakatan, tetapi ada pepatah lama: 'Jika Anda menginginkan perdamaian, Anda harus bersiap untuk perang,'" katanya menjelang pembicaraan.

Jerman desak kesepakatan

Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan, dua setengah pekan yang tersisa menuju batas waktu 1 Agustus, harus dimanfaatkan untuk mencapai kesepakatan.

"Saya akan bekerja sangat intensif untuk ini," ujarnya kepada lembaga penyiaran publik Jerman ARD dalam wawancara pada Minggu (13/7).

Dia menyatakan, dirinya, seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, mendukung langkah balasan besar jika ancaman tarif Trump menjadi kenyataan, namun "tidak sebelum 1 Agustus."

Merz juga memperingatkan keras tentang dampaknya terhadap ekonomi Jerman, jika kesepakatan tidak tercapai.

"Jika itu terjadi, maka banyak dari upaya kita dalam kebijakan ekonomi akan sia-sia, karena semuanya akan tergerus dan menghantam inti dari ekonomi ekspor Jerman," katanya.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
Editor: Agus Setiawan

Simak juga Video: Presiden Brasil Janji Balas Tarif Impor AS Sebesar 50%


(ita/ita)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads