Geregetan dengan Trump, Elon Musk Ancam Bikin Partai Sendiri!

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Rabu, 02 Jul 2025 18:09 WIB
Ada dua partai yang memperoleh suara terbanyak di AS. Kecil kemungkinan partai ketiga akan mengubah status quo (Foto: JEFF KOWALSKY/AFP via Getty Images)
Jakarta -

Usai pecah kongsi dengan Donald Trump, orang terkaya di dunia ini tampaknya telah menetapkan pikirannya untuk memulai usaha baru: Mendirikan partai politiknya sendiri.

Saat keretakan hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump ini terus terpampang nyata di depan publik, Elon Musk kembali melampiaskan penentangannya terhadap apa yang disebut "Big Beautiful Bill," - sebuah Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja, yang menurutnya akan merusak mantra efisiensi yang ingin ditanamkannya di Washington.

Musk bahkan memperingatkan anggota parlemen kubu Republik yang meloloskan RUU tersebut bahwa ia akan mencalonkan kandidat melawan mereka dalam pemilu pendahuluan tahun depan.

Dan ia juga mengancam sistem dua partai AS yang lebih luas dengan janji akan membentuk faksi sendiri. "Jika RUU belanja yang gila ini disahkan, Partai Amerika akan dibentuk keesokan harinya," tulisnya di X. "Negara kita membutuhkan alternatif untuk unipartai Demokrat-Republik, sehingga rakyat benar-benar memiliki SUARA."

Partai ketiga yang benar-benar kompetitif akan menjungkirbalikkan dominasi Demokrat-Republik selama lebih dari satu abad di semua tingkat pemerintahan.

Tapi meskipun ada puluhan partai kecil yang sudah ada di seluruh AS selama puluhan tahun, sangat sedikit yang benar-benar mendekati atau bisa menyaingi dominasi dua partai besar itu.

Partai Libertarian, yang didirikan pada tahun 1971, adalah yang terbesar ketiga di Amerika. Berkampanye untuk pasar bebas, pemerintahan kecil, dan kebebasan pribadi. Partai ini memiliki kinerja pemilihan presiden terbaiknya pada tahun 2016 dengan kandidat Gary Johnson, yang memenangkan 3,27% suara nasional.

Namun, angka itu jauh dari puluhan juta suara yang dibutuhkan untuk memenangkan Gedung Putih, jabatan gubernur, atau bahkan kursi legislatif negara bagian.

Partai Hijau adalah partai lama lainnya yang telah mencalonkan kandidat dalam pemilihan negara bagian dan federal. Seperti Libertarian, partai ini juga tidak memiliki kursi di pemerintahan.

Daftar yang lengkap

Sifat dasar sistem politik Amerika adalah prinsip "pemenang mengambil semuanya" melalui penggunaan sistem pemungutan suara "first past the post" yang meluas. Hal ini memberikan kemenangan bagi kandidat dengan suara terbanyak — yang hampir selalu dimenangkan Partai Republik atau Demokrat.

Ada faktor lain yang menghambat keberhasilan partai ketiga, demikian menurut Bernard Tamas, seorang ilmuwan politik di Valdosta State University, AS, yang telah banyak menulis tentang subjek tersebut.

Tamas mengatakan bahwa sangat penting bagi partai ketiga untuk memanfaatkan keresahan rakyat — sejumlah besar orang yang tidak puas dengan pilihan politik saat ini — dan membangun gerakan akar rumput yang kuat.

"Salah satu masalah terbesar dengan partai-partai yang muncul adalah bahwa mereka tidak benar-benar memanfaatkan kemarahan itu," ujar Tamas. Sebaliknya, partai-partai baru "cenderung lebih plin-plan dan [tidak] benar-benar berfokus pada dorongan kuat untuk perubahan."

Memanfaatkan akar rumput penting, begitu pula cuan

Partai-partai menghabiskan miliaran dolar untuk membuat kandidat mereka terpilih. Menurut pengawas donasi OpenSecrets, hampir $16 miliar dihabiskan untuk pemilihan presiden dan kongres AS tahun 2024.

Musk sendiri adalah donor terbesar dalam siklus pemilihan 2023-2024. Ia memberikan lebih dari $291 juta kepada Partai Republik, tersebar di berbagai kompetisi pemenangan pemilu.

Dana kampanye yang besar membantu partai "mendapatkan suara" — misalnya untuk membeli materi iklan dan kampanye yang memperkenalkan kandidat kepada publik dan mendapatkan suara mereka.

Banyaknya fulus yang mengalir tidak menjamin kemenangan. Demokrat menghabiskan lebih banyak uang daripada Republik pada tahun 2024. Meski demikian kucuran cuan tetap saja pasti membantu dalam proses memenangkan pemilu.

"Anda membutuhkan uang untuk hal-hal seperti akses pemungutan suara dan sejumlah hal lainnya, tetapi tidak ada pihak ketiga yang akan memiliki cukup uang untuk bersaing dengan Partai Republik dan Demokrat dengan ketentuan mereka sendiri," imbuh Tamas.

Peringatan spoiler

Bisakah partai ketiga menggantikan dominasi Demokrat atau Republik? Menurut Tamas, hal itu masih "jauh panggang dari api". Alih-alih memenangkan kursi dan membangun kesuksesan jangka panjang, Tamas mengatakan mereka malah "menyengat seperti lebah."

"Mereka muncul dengan sangat cepat, mereka mencalonkan banyak kandidat di seluruh negeri dan kemudian mereka menyebabkan satu atau kedua partai besar menderita," paparTamas. "Mereka pada dasarnya menarik suara." Ini disebut "efek spoiler", di mana kandidat yang tak puas mencuri suara dari kandidat arus utama yang seringkali memiliki ideologi yang sama.

Dalam beberapa kasus, mereka dapat menarik cukup banyak suara sehingga calon terdepan kehilangan keunggulan dan jatuh ke posisi kedua. Ketakutan akan gelombang besar partai ketiga inilah yang menyebabkan partai-partai besar mengubah kebijakan mereka untuk menenangkan hati para pemilih ini.

Namun setelah perubahan tercapai, seperti lebah yang menyengat korbannya, "ia akan mati". " Partai ketiga yang paling sukses di Amerika bertahan sekitar satu dekade. Begitu mereka menjadi ancaman yang terlalu besar, partai-partai besar mulai mencuri retorika dan ideologi mereka," ujar Tamas.

Apakah orang Amerika menginginkan partai baru?

Tidak semua orang Amerika senang dengan pilihan mereka. Peringkat dukungan terhadap Donald Trump berada di wilayah negatif. Sedangkan jajak pendapat terbaru YouGov menemukan hampir 3 dari 5 orang Amerika memandang Partai Demokrat secara tidak baik. Pada tahun 2022, analisis Pew Research menemukan dukungan keseluruhan untuk lebih banyak partai dalam sistem politik.

Namun, itu tidak berarti partai baru akan berhasil. Sebuah studi oleh dua ilmuwan politik AS pada Mei 2024 menemukan bahwa "partisan yang tidak puas" — Partai Republik dan Demokrat yang tidak puas dengan partai mereka sendiri — cenderung tidak memilih alternatif ketiga yang lebih berhaluan tengah.

Menurut Tamas, cara tercepat untuk meraih sukses adalah dengan memanfaatkan kemarahan dan kekecewaan rakyat terhadap kondisi yang ada saat ini (status quo).

Untuk orang seperti Musk, dia mungkin akan mendapat keuntungan jika mencontoh gerakan "Lawan Oligarki" yang dipimpin oleh tokoh-tokoh kiri seperti Alexandra Ocasio-Cortez dan Bernie Sanders yang sekarang sedang berkeliling Amerika.

Atau, Musk juga bisa melihat gerakan MAGA (Make America Great Again) yang asli sebagai inspirasi jika dia ingin memulai partai politik baru.

"Ini adalah contoh yang sangat bagus untuk ditirui, benar-benar mengambil peluang dari keluhan rakyat," kata Tamas. "Mereka memaksa partai [besar] untuk merespons dengan mengancam karier dan mata pencaharian mereka," pungkasnya.


Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Yuniman Fariid

width="1" height="1" />

Simak juga Video: Donald Trump Buka Kemungkinan Mendeportasi Elon Musk




(ita/ita)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork