NATO Tambah Anggaran Belanja, Dukungan AS Dipertanyakan

NATO Tambah Anggaran Belanja, Dukungan AS Dipertanyakan

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Kamis, 26 Jun 2025 15:25 WIB
KTT tahunan NATO berlangsung di Den Haag minggu ini (Kay Nietfeld/dpa/picture alliance)
Den Haag -

Dari perspektif sekutu NATO di Eropa, semuanya berjalan sesuai rencana. Deklarasi singkat sepanjang satu halaman yang berisi lima poin, foto bersama yang hangat, hingga jamuan makan malam bersama Raja dan Ratu Belanda. Di KTT NATO di Den Haag, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pun tampak bersemangat.

Dalam konferensi persnya, Trump mengklaim telah mengakhiri perang di Iran dan berhasil mendorong sekutu NATO untuk meningkatkan belanja pertahanan mereka menjadi 5% dari PDB nasional masing-masing pada tahun 2035.

Ia memuji semangat cinta tanah air yang ditunjukkan oleh negara-negara Eropa anggota aliansi, tapi menegaskan bahwa mereka tetap membutuhkan dukungan AS. Ia menyebut komitmen baru ini sebagai "kemenangan besar untuk Eropa dan negara Barat."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa isi deklarasinya?

Dalam deklarasi tersebut, para sekutu sepakat untuk mengalokasikan 5% dari PDB mereka untuk pertahanan, yang terbagi menjadi dua bagian.

Minimal 3,5% akan dialokasikan untuk pertahanan keras (hard defense), termasuk pembelian senjata, dan maksimal 1,5% untuk investasi lain terkait pertahanan, seperti peningkatan mobilitas militer dan perlindungan terhadap serangan siber. Komposisi dan arah belanja ini akan ditinjau ulang dalam empat tahun ke depan.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, tidak semua anggota NATO sepenuhnya mendukung target tersebut. Presiden Trump secara terbuka mengkritik Spanyol yang menolak menaikkan anggaran pertahanan, dan mengancam akan membuat mereka membayar lebih lewat perdagangan.

Spanyol, Slovakia, dan Belgia menolak target tersebut

Spanyol adalah negara dengan belanja pertahanan terendah di NATO, kurang dari 1,3% dari PDB, dan baru belakangan ini menyetujui target 2% yang telah ditetapkan satu dekade lalu.

Para pengamat menyebut gejolak politik dalam negeri membuat Perdana Menteri Pedro Sanchez hampir tidak mungkin menyetujui target 5%. Pekan lalu, puluhan ribu orang berdemo di Madrid setelah seorang petinggi partainya dituduh terlibat korupsi, dan oposisi menuntut Sanchez mundur.

Sanchez meminta pengecualian kepada NATO dan mengatakan bahwa Spanyol akan tetap memenuhi kapabilitas militer yang diminta NATO, tapi menurutnya 2% dari PDB sudah cukup.

Polandia, yang memimpin belanja pertahanan dan berencana menaikkannya hingga 4,7% PDB tahun ini, tidak terlalu senang dengan keputusan tersebut.

"Kami percaya bahwa penyimpangan apa pun dari prinsip ini, oleh negara anggota mana pun adalah contoh yang buruk," ujar Menteri Pertahanan Polandia Wadysaw Kosiniak-Kamysz.

Slovakia segera mengikuti langkah Spanyol dan menolak target tersebut.

"Republik Slovakia punya prioritas lain dalam beberapa tahun ke depan selain pengadaan senjata," tulis Perdana Menteri Robert Fico di X. "Kami, seperti Spanyol, berhak menentukan sendiri kecepatan dan struktur peningkatan anggaran kami."

Menteri Luar Negeri Belgia, Maxime Prevot, mengatakan kepada media lokal bahwa meskipun negaranya "tidak menyatakan penolakan secara lantang seperti Spanyol, diplomat kami selama berminggu-minggu telah bekerja keras untuk mendapatkan mekanisme fleksibilitas untuk meringankan beban kontribusi Belgia."

Apakah AS masih berkomitmen pada Pasal 5?

Meskipun mayoritas sekutu bersedia mengejar target 5%, masih ada kekhawatiran tentang komitmen AS terhadap NATO.

Dalam perjalanannya menuju KTT, Presiden Trump menyebut terdapat "berbagai definisi" mengenai Pasal 5 β€” klausul pertahanan bersama NATO. Namun setelah tiba, ia meyakinkan sekutu bahwa AS akan "bersama mereka sepenuhnya."

Walau begitu, klarifikasi tambahan masih diperlukan. "Berhentilah khawatir," kata Sekjen NATO Mark Rutte dalam konferensi pers.

"Amerika Serikat berkomitmen penuh terhadap NATO."

Dalam deklarasi KTT, para sekutu kembali menegaskan "komitmen kokoh" terhadap pertahanan kolektif sebagaimana diatur dalam Pasal 5: "Serangan terhadap satu adalah serangan terhadap semua."

Kristine Berzina, Direktur Geostrategy North dari German Marshall Fund di Washington DC, yang turut hadir di Den Haag, mengatakan kepada DW bahwa dalam satu sisi, Trump tidak sepenuhnya keliru. Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk memperdebatkan nuansa dari Pasal 5.

Ia menambahkan, memang setiap negara anggota memiliki kebebasan menentukan seberapa jauh mereka mendukung sekutu yang diserang. Namun, sejauh ini Pasal 5 hanya pernah diaktifkan sekali, yaitu setelah serangan 9/11 terhadap Amerika Serikat.

"AS adalah pihak yang paling diuntungkan dari Pasal 5 dan itu yang seharusnya diingat Presiden Trump," ujar Berzina.

Ada pula kekhawatiran bahwa seiring waktu, AS mungkin akan mengurangi dukungannya terhadap NATO.

"Menjelang akhir tahun ini, kemungkinan besar AS akan berkonsultasi dengan sekutu terkait postur kekuatan globalnya β€” yang bisa berarti pengurangan kehadiran militer di Eropa, dan fokus pada bagaimana negara-negara Eropa bisa mengisi kekosongan tersebut," kata Rafael Loss, peneliti kebijakan di European Council on Foreign Relations, kepada DW.

Namun, ia menambahkan bahwa kabar baiknya adalah AS tidak langsung "melempar semua beban kepada Eropa secara tiba-tiba."

Sementara itu, Kristine Berzina dari German Marshall Fund mengatakan bahwa diskusi untuk mengompensasi Eropa atas potensi pengurangan pasukan dan aset militer AS sudah mulai berlangsung.

"Ada kemungkinan AS akan menempatkan lebih banyak senjata nuklir di negara-negara sekutu sebagai bentuk pencegahan terhadap musuh."

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani

Editor: Hani Anggraini

Simak juga Video: NATO Sebut Serangan AS ke Iran Tak Melanggar Hukum Internasional

(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads