Konflik AS-Iran, Trump Dorong Perubahan Rezim di Iran

Konflik AS-Iran, Trump Dorong Perubahan Rezim di Iran

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Senin, 23 Jun 2025 14:02 WIB
Jakarta -

Presiden AS Donald Trump menulis di Truth Social pada Minggu (22/06) bahwa "meskipun istilah 'Perubahan Rezim' dianggap kurang politis, jika rezim Iran saat ini tidak mampu "MEMBUAT IRAN HEBAT KEMBALI," mengapa tidak perubahan rezim saja???"

Pandangan Trump itu bertolak belakang dengan pernyataan pejabat lain dalam pemerintahannya, seperti Menteri Pertahanan Pete Hegseth, yang menyatakan bahwa serangan militer ke Iran "bukan dan tidak pernah bertujuan untuk perubahan rezim."

Sebelumnya, Wakil Presiden AS JD Vance juga menegaskan bahwa AS tidak berperang dengan Iran secara keseluruhan, melainkan "berperang dengan program nuklir Iran."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyusul konflik yang kian memanas, Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan peringatan keamanan bagi warga Amerika Serikat yang tinggal atau bepergian di luar negeri, menyusul meningkatnya risiko keamanan akibat konflik di Timur Tengah.

"Konflik antara Israel dan Iran telah menyebabkan gangguan perjalanan dan penutupan ruang udara secara berkala di kawasan Timur Tengah. Ada potensi demonstrasi yang menargetkan warga dan kepentingan AS di luar negeri," bunyi peringatan tersebut.

ADVERTISEMENT

"Departemen Luar Negeri mengimbau seluruh warga AS di seluruh dunia untuk meningkatkan kewaspadaan."

Setelah serangan AS ke situs nuklir Iran, Teheran mengancam akan menyerang basis-basis AS di kawasan regional sebagai bentuk pembalasan.

Pada Sabtu (21/06), AS mulai mengoperasikan penerbangan evakuasi dari Israel untuk warga AS dan penduduk tetap AS yang tinggal di Israel atau Tepi Barat. Staf misi diplomatik AS di Irak dan Lebanon juga diperintahkan meninggalkan negara-negara tersebut.

Bagaimana reaksi Iran terhadap serangan AS sejauh ini?

Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, menyampaikan dalam rapat darurat Dewan Keamanan PBB bahwa AS telah memutuskan untuk "menghancurkan" diplomasi dengan melancarkan serangan ke situs nuklir Iran.

"Apa kesimpulan yang bisa diambil dari situasi ini?" tanya Iravani. "Dari sudut pandang negara-negara Barat, Iran harus 'kembali ke meja perundingan'. Namun, seperti yang disampaikan Menteri Luar Negeri Iran, 'bagaimana mungkin Iran kembali ke sesuatu yang sebenarnya tak pernah dia tinggalkan'.

Iravani menambahkan bahwa militer Iran akan menentukan "waktu, jenis, dan skala respons Iran yang proporsional."

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa negaranya "mempertahankan semua opsi" untuk merespons serangan AS ke fasilitas nuklir Iran.

Prancis kerahkan pesawat untuk evakuasi warganya dari Israel

Di sisi lain, Prancis mengerahkan pesawat militer untuk mengevakuasi warganya dari Israel ke Siprus, jika pemerintah Israel mengizinkan, kata Kementerian Luar Negeri Prancis.

Pemerintah Prancis sudah memulangkan 160 warga negaranya dalam penerbangan evakuasi dari Yordania pada Minggu (22/06), dan merencanakan penerbangan serupa pada Senin (23/06) dan Selasa (24/06), menurut pernyataan kementerian.

Pengumuman ini disampaikan setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan pertemuan darurat keamanan dengan stafnya terkait konflik di Timur Tengah.

Prancis juga telah memperingatkan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Israel dan mendesak seluruh warga Prancis di Iran untuk segera meninggalkan negara tersebut.

Australia dukung serangan AS ke Iran, tapi ingatkan bahaya perang meluas

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyerukan deeskalasi setelah serangan AS ke fasilitas nuklir Iran. "Kami mendesak Iran untuk tidak mengambil tindakan lebih lanjut yang dapat mengacaukan stabilitas regional," tulisnya.

Pernyataan ini mengikuti pernyataan Menteri Luar Negeri Penny Wong yang mendukung serangan AS, dengan alasan bahwa Australia mendukung segala upaya untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

Namun, Wong juga menekankan bahwa Australia bergabung dengan Inggris dan negara-negara lain dalam mendesak Iran agar kembali ke meja perundingan. "Kami tidak ingin melihat eskalasi," ujarnya di Canberra.

Saat ini, sekitar 2.900 warga Australia di Iran dan 1.300 di Irak berupaya meninggalkan kawasan tersebut.

Menteri Pertahanan Jerman: 'Ancaman serius telah berhasil diatasi'

Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menyatakan pandangan positif terhadap serangan AS ke fasilitas nuklir Iran.

"Hal terpenting, menurut saya, adalah bahwa ancaman besar telah berhasil dieliminasi," kata Pistorius dalam wawancara dengan siaran publik Jerman ARD minggu malam (22/6).

Ia menambahkan bahwa eliminasi ancaman ini merupakan "kabar baik bagi Timur Tengah, kawasan sekitar, dan juga Eropa."

Sebelumnya, pemerintah Jerman menyerukan agar Iran "segera memasuki negosiasi" dengan Israel dan AS untuk mencapai solusi diplomatik.

Boris Pistorius juga menyatakan dukungannya terhadap Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang mendapat kritik setelah mengatakan bahwa Israel menjalankan "pekerjaan kotor" negara-negara Barat dengan menghilangkan ancaman nuklir Iran.

Namun Pistorius menambahkan, jika berada di posisi Merz, ia akan memilih kata-kata yang berbeda.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani
Editor: Hendra Pasuhuk

Simak Video 'Arab Saudi Kecam Serangan AS ke Iran!':

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads