Di selatan Jalur Gaza, sebuah insiden serius dilaporkan terjadi di dekat pusat distribusi bantuan: "Pesawat nirawak Israel menembaki warga. Beberapa menit kemudian, tank-tankIsrael menembakkan beberapa peluru ke warga, yang mengakibatkan banyak korban tewas dan cedera," papar seorang juru bicara Pertahanan Sipil Palestina setempat. Setidaknya 50 orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka.
Pernyataan dari juru bicara itu belum bisa dipastikan secara independen. Jalur Gaza, wilayah Palestina di pesisir Laut Tengah, dikendalikan oleh Hamas. Serangan besar Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 memicu pecahnya perang di Gaza. Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Israel dan beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Jerman.
Saksi mata melaporkan bahwa orang-orang, sebagian berjalan kaki dan sebagian lagi menggunakan kendaraan, sedang dalam perjalanan menuju titik distribusi ketika mereka ditembaki oleh tentara Israel di daerah antara Kota Rafah dan Khan Yunis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan telah menerima laporan insiden serupa, yang mengindikasikan sedikitnya 20 kematian. Militer Israel sedang menyelidiki insiden tersebut.
Tentara Israel melaporkan bahwa sebuah truk bantuan terjebak di dekat Khan Yunis. Kerumunan orang berkumpul di area tersebut dan mendekati para tentara. Rincian insiden tersebut saat ini sedang diselidiki.
Tentara Israel menyebutkan "menyesalkan jatuhnya korban pada orang-orang yang tidak bersalah dan berusaha untuk meminimalkan dampak serangan." Pada saat yang bersamaan, militer harus memastikan keselamatan pasukan Israel. Militer tidak memberikan rincian apa pun tentang korban.
Sistem distribusi baru yang kontroversial
Hampir setiap hari, kematian akibat tembakan di lokasi distribusi makanan di Jalur Gaza dilaporkan. Israel telah menyerahkan tanggung jawab untuk mendistribusikan sebagian besar bantuan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza kepada Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) baru yang didukung AS.
Yayasan tersebut menyatakan bahwa sejauh ini mereka telah mendistribusikan lebih dari tiga juta makanan di empat pusat distribusinya. Pusat-pusat bantuan tersebut terletak di daerah yang dijaga oleh pasukan Israel. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah Hamas mengambil alih pasokan bantuan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menolak cara pendistribusian bantuan yang dilakukan GHF. Mereka mengkritik distribusi bantuan oleh GHF sebagai tidak memadai, berbahaya, dan tidak netral. Sebelum adanya GHF, terutama organisasi-organisasi PBB seperti Badan Bantuan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah mendistribusikan barang secara luas. Sekitar 2,3 juta orang di Jalur Gaza menderita kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan yang sangat parah.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Yuniman Farid
Simak juga Video 'Suara Warga Dunia Masih Lantang: Tuntut Israel Setop Genosida Gaza':
(ita/ita)