Biden dan Xi Bahas Ukraina, Militer China Provokasi Taiwan

Biden dan Xi Bahas Ukraina, Militer China Provokasi Taiwan

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Sabtu, 19 Mar 2022 12:09 WIB
Jakarta -

Jurubicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan, Presiden Joe Biden mempermasalahkan "dukungan retorik" Beijing kepada Presiden Vladimir Putin dan absennya "pernyataan kecaman" terhadap invasi Rusia di Ukraina.

"Ini adalah kesempatan untuk mengukur di mana Presiden Xi berpihak," kata Psaki dalam jumpa pers di Washington D.C. Jumat (18/3). Dalam pembicaraan via telepon yang dimulai pukul 20:00 WIB itu, Biden menegaskan, dukungan kongkrit CIna bagi invasi di Ukraina akan punya "konsekuensi."

Cina selama ini menepis dugaan mengirimkan bantuan militer bagi Rusia dan tidak berpihak kepada siapapun dalam invasi di Ukraina. Klaim netralitas itu ditegaskan dengan seruan bagi Rusia untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dari warga sipil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"China mengimbau untuk melakukan semua upaya demi mencegah korban sipil," kata juru bicara Kemenlu di Beijing, Zhao Lijian. "Apa yang dibutuhkan warga sipil di Ukraina lebih mendesak: makanan atau senjata? Mudah untuk dijawab."

Invasi Ukraina menguji kedekatan antara Cina dan Rusia. Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, mendesak Beijing untuk tidak keliru memihak. "Cina harus memahami masa depannya ada bersama Amerika Serikat, Eropa dan dengan negara-negara lain di dunia," kata dia kepada stasiun televisi CNN.

ADVERTISEMENT

"Masa depan mereka bukan bersama Vladimir Putin."

Manuver "provokatif" di Selat Taiwan

Hanya beberapa jam sebelum pembicaraan dimulai, kapal induk Shandong terpantau melintasi Selat Taiwan di dekat Pulau Kinmen, yang terletak di sebrang kota Xiamen di pesisir Cina. "Kapal CV-17 terdeteksi sekitar 30 mil laut di barat daya Kinmen, dan difoto oleh seorang penumpang penerbangan sipil," kata seorang sumber Reuters di Washington.

Manuver Shandong dikawal oleh USS Ralph Johnson, kapal perusak kelas Arleigh Burke milik AS yang dipersenjatai rudal berpemandu. Kapal induk milik Cina itu dilaporkan tidak menyiagakan pesawat di atas geladak dan berlayar dengan kecepatan konstan ke arah utara.

Selain AS, Taiwan juga mengirimkan kapal perangnya untuk memantau situasi tersebut, kata sumber Reuters.

Lo Chih-cheng, petinggi Partai Demokrat Progresif di Taiwan mengatakan, manuver transit oleh Shandong mengandung "pesan yang sangat provokatif," ketika negara-negara di kawasan sudah bersiaga akibat perang di Ukraina.

Namun begitu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijan, mengklaim Shandong hanya menjalani "jadwal latihan rutin," ketika melintasi Selat Taiwan. "Kita tidak harus mengasosiasikan insiden ini dengan komunikasi antara kepala pemerintahan Cina dan Amerika Serikat," kata dia dalam sebuah jumpa pers.

"Anda mengatakan waktunya terlalu sensitif. Yang sensitif itu adalah Anda, bukan Selat Taiwan," imbuhnya kepada wartawan.

rzn/as (rtr,ap)

Simak Video: Serukan Perdamaian, Presiden Ukraina Ingin Bicara ke Rusia

[Gambas:Video 20detik]



(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads