Pertemuan G20 Bahas Krisis Ukraina dan Desakan Pengurangan Utang China

Pertemuan G20 Bahas Krisis Ukraina dan Desakan Pengurangan Utang China

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Kamis, 17 Feb 2022 18:34 WIB
"Semua pihak harus menghentikan persaingan dan ketegangan," ujar Presiden Joko Widodo dalam pembukaan G20 di Jakarta, Kamis (17/02)
Jakarta -

Group of Twenty atau G20 adalah forum multilateral strategis negara-negara maju dan berkembang di dunia, termasuk Amerika Serikat, China, dan beberapa negara Eropa, mengadakan pembicaraan dalam format hybrid di Jakarta, Kamis (17/02).

Pada acara pembukaan, Presiden Joko Widodo memperingatkan risiko ekonomi global dari krisis di Ukraina, di tengah kekhawatiran bahwa Rusia siap untuk menyerang.

"Ini bukan waktunya untuk persaingan dan menciptakan ketegangan baru yang mengganggu pemulihan, apalagi yang membahayakan keselamatan dunia, seperti yang terjadi di Ukraina," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ancaman invasi Rusia ke Ukraina menghadirkan tantangan baru bagi dunia yang sudah berjuang untuk pulih dari pandemi virus Corona.

ADVERTISEMENT

Yellen: China perlu 'lebih aktif' dalam pengurangan utang G20

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan AFP tentang "kejatuhan global" lebih lanjut jika Barat bergerak maju dengan menghukum sanksi terhadap Rusia atas krisis tersebut.

Inflasi global yang meroket juga akan menjadi fokus pada pertemuan G20, karena bank sentral mulai mengetatkan suku bunga dan menarik stimulus besar-besaran yang diperkenalkan selama pandemi. Yellen mengakui inisiatif G20 untuk membantu negara-negara debitur "belum berjalan sangat cepat," dan Amerika Serikat "berharap untuk melihat lebih banyak partisipasi aktif" dari China.

Selama pandemi COVID-19, G20 menerapkan Inisiatif Penangguhan Layanan Utang untuk membantu negara-negara yang meminjam banyak untuk menangani krisis kesehatan dan ekonomi, tetapi program itu berakhir pada Desember 2021.

G20 tahun lalu mengadopsi rencana Kerangka Kerja Bersama yang dimaksudkan untuk menawarkan jalan untuk merestrukturisasi beban utang yang besar, tetapi rencana ini masih penuh dengan ketidakpastian, dan hanya tiga negara - Chad, Ethiopia, dan Zambia - yang telah meminta negosiasi mengenai persyaratannya.

Bank Dunia dan IMF masing-masing telah memperingatkan konsekuensi yang mengerikan. Hambatan utama soal pengurangan utang adalah kurangnya informasi tentang jumlah utang kepada China, beberapa pemberi pinjaman lainnya, oleh perusahaan swasta dan juga pemerintah.

ha/yf (AFP)

(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads