Meta Didesak Batalkan Rencana Kembangkan Instagram untuk Anak-anak

Meta Didesak Batalkan Rencana Kembangkan Instagram untuk Anak-anak

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Rabu, 09 Feb 2022 14:48 WIB
Jakarta -

Sejak September 2021 silam Meta, induk perusahaan Facebook dan Instagram, sudah menunda proyek pengembangan platform berbagi foto untuk anak-anak Instagram Kids. Kini, pemuka agama mendesak agar pengembangannya dibatalkan secara permanen.

Permintaan itu dikirimkan lewat sebuah surat oleh lembaga advokasi, Fairplay dan Children's Screen Time Action Net.

"Setelah melalui meditasi dan doa, kami meyakini platform media sosial yang membidik jiwa-jiwa yang belum dewasa, mempraktikkan penambangan data yang tidak etis dan terinspirasi oleh keuntungan adalah bukan alat untuk kemaslahatan umum anak-anak," tulis ke70 pemuka agama di Amerika Serikat, Senin (7/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meta dihujani kecaman setelah kebocoran dokumen internal yang dilakukan oleh mantan pegawai Facebook, Frances Haugen, mengungkap rencana perusahaan untuk menggarap target pengguna media sosial di bawah umur.

Direktur Instagram, Adam Mosseri, Desember lalu dipanggil Senat AS untuk ditanyai soal aspek keamanan online bagi anak-anak dalam proyek Instagram Kids. Jaksa agung di sejumlah negara bagian juga menggalang aliansi untuk menghadang rencana Meta.

ADVERTISEMENT

Meta yag dipimpin Mark Zuckerberg berdalih, dokumen yang dibocorkan dipakai untuk membuat gambaran miring terkait kinerja perusahaan. Ia juga bersikukuh gagasan membuat Instagram khusus anak-anak justru dibuat untuk menciptakan ruang online yang aman bagi pengguna di bawah umur.

Eksploitasi anak-anak

Sebagaimana platform media sosial lain, Instagram melarang anak di bawah 13 tahun untuk membuat akun dan menggunakan layanan beragi foto itu. Namun Meta mengakui ada banyak anak-anak di kelompok umur tersebut yang mendaftar dengan tanggal lahir palsu.

Instagram Kids diklaim dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut. Nantinya, platform yang baru akan memberi orang tua kuasa untuk mengawasi atau membatasi akun anaknya. Akses juga dibatasi untuk anak di atas usia 10 tahun.

Platform media sosial lain seperti TikTok dan YouTube juga mengembangkan versi anak-anak untuk menjamin konten yang sesuai dengan usia pengguna.

Namun begitu, organisasi perlindungan hak anak, Campaign for a Commercial-Free Childhood melontarkan kritik, Meta berusaha memanfaatkan ketakutan anak-anak tertinggal oleh tren media sosial. Mereka mengkhawatirkan perkembangan mental anak akan ditentukan oleh algoritma media sosial, ketimbang arahan orang tua.

Dalam penelitiannya, lembaga pembela hak anak-anak, Fairplay for Kids, menemukan Facebook masih mengumpulkan informasi tentang pengguna di bawah umur. Data itu diolah untuk menentukan jenis iklan yang paling tepat untuk pengguna. Namun dalam praktiknya, algoritma ini bisa menyasar anak yang mengidap anoreksia dengan iklan produk diet atau bocah dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah dengan unggahan yang menglorifikasi bentuk tubuh tertentu, lanjut lembaga tersebut.

rzn/as (rtr,ap)

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads