Politisasi dan Polarisasi di Brasil Membuat Situasi COVID-19 Tidak Menentu

Politisasi dan Polarisasi di Brasil Membuat Situasi COVID-19 Tidak Menentu

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Rabu, 01 Apr 2020 08:59 WIB
dw
Presiden Brasil Jair Bolsonaro saat konferensi pers perihal wabah Corona di Brasilia, Brasil. 20 Maret 2020 (Getty Images)
Brasilia -

Kondisi penyebaran Covid-19 di Brasil masih belum jelas, karena selama ini Presiden Jair Bolsonaro membantah ancaman virus corona. Bahkan dia memobilisasi pendukungnya untuk ramai-ramai menggelar pawai dengan mobil di pusat kota untuk menentang tuntutan pembatasan jarak sosial.

Padahal banyak kepala daerah dan pakar kesehatan memperingatkan ancaman serius bagi penduduk Brasil, jika tidak segera dilakukan penanganan serius dengan membatasi mobilitas warga dan kegiatan publik. Bahkan Menteri Kesehatan Brasil Luiz Henrique Mandetta menuntut kebijakan isolasi untuk meredam pandemi Covid-19.

"Bolsonaro dulu berhasil karena menggunakan isu menentang kemapanan," kata Oliver Stuenkel, pakar hubungan internasional di Getulio Vargas Foundation. "Sekarang dia mengarahkan retorika anti kemapanan untuk melawan para gubernur dan ahli kesehatan."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Minta pendukung ramai-ramai gelar pawai melawan Covid-19

Sebagian besar gubernur negara bagian mengikuti tren global untuk menutup bisnis yang tidak penting dan memberlakukan isolasi sosial demi memperlambat penyebaran virus corona. Tetapi Bolsonaro justru mendesak pendukungnya untuk turun ke jalan dan menuntut agar kegiatan ekonomi tetap dipertahankan.

ADVERTISEMENT

Sejauh ini Kementerian Kesehatan mengonfirmasikan lebih dari 4.000 kasus Covid-19 di Brazil dengan sedikitnya 136 kasus kematian. Tetapi tiada hari, di mana Presiden Jair Bolsonaro tidak membakar semangat pendukungnya untuk menentang dan menyangkal ancaman virus corona.

"Kita semua akan mati suatu hari," katanya kepada wartawan pada akhir minggu. Beberapa jam kemudian dia mengunggah video yang menunjukkan dirinya di tengah kerumunan para pekerja. Twitter kemudian menghapus video itu karena dianggap melanggar aturan platform.

Instagram dan Facebook juga hapus konten Bolsonaro

Pekan lalu, Bolsonaro juga menerbitkan iklan menentang isolasi sosial dengan slogan "Brasil tidak bisa berhenti." Pengadilan federal kemudian melarang penyebaran kampanye itu di media.

Facebook dan Instagram hari Senin (30/3) juga menghapus video Presiden Brasil Jair Bolsonaro dengan alasan, video itu menyebarkan informasi yang salah tentang virus corona,

"Kami menghapus konten di Facebook dan Instagram yang melanggar ketentuan penggunaan, yang tidak mengizinkan informasi palsu yang dapat menyebabkan kerugian fisik bagi individu," kata Facebook dalam sebuah pernyataan.

Polarisasi untungkan posisi politik untuk pemilu 2022

Jair Bolsoinaro saat ini memang sedang berusaha mengamankan posisi politiknya untuk pemilu presiden tahun 2022. Polarisasi yang dilancarkan dimaksudkan untuk memobilisasi kelompok pendukung dan kelompok bisnis.

"Di atas segalanya, pemilihan adalah tentang isu ekonomi. Dan dia ingin memastikan bahwa pemilih tidak menganggapnya bertanggung jawab atas krisis ekonomi," kata pengamat politik Oliver Stuenkel.

Tetapi strategi ini juga bisa jadi bumerang, jika kemudian sebagian besar warga membuat Bolsonaro bertanggung jawab atas kematian terkait virus corona. Namun untuk saat ini, bagi Presiden Brasil yang penting adalah tetap memobilisasi kubu pendukungnya.

"Sangat penting baginya untuk membuat orang terus bergerak sepanjang waktu. Dia butuh polarisasi." Kata Stuenkel. (hp/rzn )

(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads