Gara-gara Tweet, Krisis Diplomatik Arab Saudi-Kanada Makin Gawat

Gara-gara Tweet, Krisis Diplomatik Arab Saudi-Kanada Makin Gawat

Deutsche Welle (DW) - detikNews
Rabu, 08 Agu 2018 09:22 WIB
Riyadh - Krisis diplomatik antara Kanada dan Arab Saudi makin gawat. Riyadh umumkan hentikan semua penerbangan ke Kanada dan bekukan kerjasama ekonomi. Pemicunya adalah "tweet" menlu Kanada mengenai situasi HAM di Arab Saudi.

Sebuah pesan Twitter dari menteri luar negeri Kanada, Chrystia Freeland pada Kamis pekan lalu memicu kemarahan kerajaan di Riyadh. Menlu Kanada ini mengritik aksi penangkapan sejumlah aktivis perempuan di Arab Saudi, diantaranya Samar Badawi yang saudara perempuan blogger Raif Badawi.

Blogger kenamaan yang kini meringkuk di penjara di Saudi Arabia, karena tuduhan "menghina Islam" itu adalah pemenang DW-Freedom of Speech Award, Sementara istri Raif Badawi, Ensaf Haidar dan ketiga anak mereka, belum lama ini mendapat kewarganegaraan Kanada.

Dalam cuitannya via Twittter, menlu Kanada Freeland mengimbau pemerintah di Riyadh untuk membebaskan Raif dan Samar Badawi. Pemerintah Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir menangkapi puluhan perempuan pengkampanye hak asasi, dengan tuduhan merongrong keamanan nasional dan bekerjasama dengan musuh asing.

Persona non Grata

Sebagai reaksi atas kritik situasi hak asasi manusia itu, Arab Saudi hari Senin (6/7) menyatakan "persona non grata" alias mengusir duta besar Kanada di Riyadh, Denis Horak dan memberi waktu 24 jam untuk meninggalkan negara Timur Tengah itu. Dalam waktu bersamaan, Riyadh juga menarik pulang duta besarnya dari Kanada.

Kementerian luar negeri Arab Saudi menyatakan, kritik Kanada ini merupakan campur tangan urusan dalam negeri negara lain, yang melanggar semua norma dan protokol diplomatik. Riyadh juga membekukan semua kerjasama ekonomi dan investasi dengan Ottawa.

Krisis makin meruncing, setelah maskapai penerbangan Saudia Airlines mengumumkan, mulai pekan depan menghentikan semua penerbangan keToronto, Kanada. Juga ribuan mahasiswa asal Saudi Arabia yang saat ini kuliah di Kanada akan direlokasi ke negara lain. Demikian penegasan kementrian luar negeri di Riyadh.

Kenlu Kanada Chrystia Freeland menyatakan khawatir dengan perkembangan terbaru ini. Tapi ia juga menegaskan, Kanada akan tetap berjuang untuk melindungi hak asasi manusia, termasuk hak kaum perempuan dan kebebasan berpendapat di seluruh dunia.

as/yf(dpa,afp,rtr)

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads