Walaupun pengeboman gencar berlangsung, konvoi bantuan memberikan bantuan pangan bagi warga sipil yang terkurung di kawasan Ghouta Timur. Hampir 950 warga sipil tewas sejak pemerintah Suriah yang disokong Rusia mulai melancarkan serangan besar-besaran atas kawasan terakhir yang dikuasai oposisi di dekat ibukota Damaskus, 18 Februari lalu.
Sekitar 40.000 pendudukGhouta Timur hidup dalam kepungan tentara pemerintah sejak 2013. Kawasan itu separuhnya sudah dikuasai militer Suriah setelah pertempuran sekitar tiga pekan, sementara separuhnya masih di tangan sejumlah kelompok bersenjata.Selain kelompok Islamis sepertiJaish al-Islam,jihadis dari HayatTahrir al-Sham (HTS), yang sebagian besar terkait AlQaeda, juga berada di sana.Sementara itu, televisi pemerintah menyiarkan gambar sebuah bus yang mengangkut 13 "pejuang" dan keluarga mereka keluar dari kawasan yang dikepung, melewati pos pemeriksaan Al-Wafideen. Tidak dinyatakan dari kelompok mana para pejuang tersebut. Beberapa tampak masih muda, sedangkan sebagian lainnya menutupi kepala dan wajah mereka agar tidak dikenali.
Operasi terbatas itu dilaksanakan setelah Jaish al-Islam menyatakan, pejuang HTS akan dievakuasi ke provinsi Idlib di utara Suriah, lewat kesepakatan yang dicapai setelah konsultasi dengan PBB dan pihak-pihak yang mewakili negara lain.
Warga sipil terus memikul konsekuensi dari kekerasan yang berlangsung. Jumat (09/03) sedikitnya enam orang tewas di kawasan Jisreen. Demikian laporan Syrian Observatory for Human Rights.
ml/vlz (afp, Reuters)
(nvc/nvc)