Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil merupakan salah satu tokoh yang selalu muncul dalam 5 besar survei calon presiden (capres) potensial. Menanggapinya, RK menyatakan hasil survei dan analisis dari sejumlah pengamat hanya dijadikannya sebagai pengayaan perspektifnya dalam menjalankan kepemimpinannya di Jabar.
Dalam berpolitik, Ia mengaku dirinya memiliki dua nilai politik, yakni politik akal sehat dan selalu tahu diri.
"Kadang-kadang saya bersuara mengkritisi kebijakan pusat kalau dirasa dari perspektif daerah ada kurang pas. Kaya impor beras misalkan, saya bersuara, karena kami surplus. Kadang-kadang kami dilabeli seolah-olah mbaleleo dan sebagainya, sebenarnya enggak begitu, ," jelas Kang Emil.
Lebih lanjut, RK mengaku untuk tahu diri dan lebih fokus ke 50 juta populasi dari daerah yang dipimpinnya untuk menghadapi COVID-19 dan pemulihan ekonomi. Jika kinerjanya berdampak positif kepada elektoral dirinya, ia mengaku menjadikannya sebagai modal dalam membidik periode kedua di Jawa Barat.
"Kalau hasil kinerja berbuah ke elektoral, ya Alhamdulillah. Nah elektoral itu modal saya untuk periode kedua. Bahwa nanti elektoral saya ternyata dilirik partai untuk nasional, saya tidak bisa memprediksi," ujarnya.
Sementara terkait pernyataan pengamat politik Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno yang menilai elite politik di Indonesia pandai menyembunyikan perasaan untuk menjadi capres, Kang Emil menjawabnya dengan guyonan. Ia berguyon telah melakukan survei kepada anak muda di Jawa Barat bahwa menjadi capres tidak lebih populer daripada menjadi pemain klub sepak bola Persib.
"Walaupun saya survei mas Adi di anak-anak Jawa Barat, siapa yang mau jadi presiden? Ngacung mungkin 20 persen, siapa yang mau jadi pemain Persib? 80 persen. Jadi kalau anak-anak Jawa Barat mungkin lebih senang jadi pemain bola," kelakar Emil.
Lebih lanjut, Emil mencontohkan pengalaman Ma'ruf Amin yang tidak disurvei dan dibranding namun bisa menjabat posisi wakil presiden. Simak pernyataan lengkap Kang Emil dan narasumber lainnya dalam diskusi soal percapresan dini menuju 2024 dalam video di bawah ini.
Simak Video "Percapresan Dini Menuju 2024"
(hnf/hnf)