Waluyo (60) tinggal sendirian di TPU Dusun Karang Tengah Kidul, Kelurahan Margosari, Kapanewon Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Dia menempati cungkup yang menaungi makam ayahnya. Mengapa ia tinggal di TPU? Di mana keluarganya?
Masa kecil Waluyo dihabiskan di Karang Tengah Kidul. Beranjak dewasa, ia memutuskan merantau ke Lampung pada tahun 1976 atau dua tahun setelah ayahnya meninggal dunia.
Di tanah rantau itu, Waluyo memulai hidup baru. Ia bekerja, mencari nafkah, untuk menghidupi istri dan enam anaknya. Hal itu ia jalani selama puluhan tahun. Selama itu pula ia jarang sekali pulang ke kampung halamannya. Hingga suatu hari muncul rasa rindu dan bersalah di benak Waluyo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu saya jadi kepikiran orang tua, kebetulan kan saya ini anak tunggal, saat akhirnya merantau tentu orang tua tinggal sendiri, makam bapak juga jarang dirawat, di situ saya merasa bersalah, puluhan tahun tidak pulang," ucapnya.
Dari perasaan itu, Waluyo memantapkan tekad untuk kembali ke tanah kelahirannya. Sekitar pertengahan 2011 ia akhirnya pulang, tetapi tidak ke bekas rumahnya dulu, melainkan ke makam ayah dan leluhurnya di Karang Tengah Kidul.
Saat itu kata Waluyo, kondisi makam sangat memperihatinkan. Di sekelilingnya banyak ditumbuhi tanaman liar. Singkatnya makam tak terurus. Dari sinilah Waluyo lantas berikrar, bakal mengurus makam tersebut hingga terlihat layak. Sebelum masa itu tiba, ia berjanji tidak akan pulang ke Lampung.
(/)