Sejarawan J.J Rizal: Mitos Seperti Babi Ngepet Tak Hanya Terjadi di Desa

Sejarawan J.J Rizal: Mitos Seperti Babi Ngepet Tak Hanya Terjadi di Desa

detikTV, detikTV - detikNews
Kamis, 06 Mei 2021 13:51 WIB
Jakarta -

Menanggapi mitos babi ngepet di Depok beberapa waktu lalu, sejarawan dan budayawan J.J Rizal menyatakan cerita perubahan manusia menjadi hewan tidak hanya terjadi di Indonesia atau Asia, melainkan terjadi di dunia. Dalam dunia akademik, Rizal menyatakan hal itu disebut dengan praktik likantropi.

"Praktik ini ada dimana-mana, bahkan di film Hollywood kita bisa lihat praktik perubahan manusia secara temporal menjadi hewan. Dan praktik ini tidak identik dengan masyarakat desa atau suburban, " ujarnya seraya menegaskan bahwa fenomena tersebut bukan hanya fenomena masyarakat desa semata.

Dalam d'Rooftalk: 'Gaduh Mitos Babi Ngepet' (4/5/2021) yang disiarkan detikcom, J.J Rizal juga menyoroti cerita babi ngepet tidak terkait dengan perekonomian masyarakat mendekati lebaran. Melainkan praktek meningkatkan ghirah religiusitas yang menaik di masa bulan Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi harus ada jiwa yang mesti disucikan, jadi kan kalau kita bicara ketika Islam masuk kenapa identifikasinya dengan babi yang kotor, itu bisa katakan konsep najis sebenarnya. Babi ngepet begitu, terus hewan-hewan lain seperti ular. Jadi saya melihat ini sebenarnya praktik di Depok meningkatnya gairah, dan identifikasi Depok sebagai kota yang Syar'i begitu ya. Jadi itu ingin ditunjukan ustaz Adam dan dianggap akan menyelesaikan persoalan," paparnya.

Selain itu, Rizal juga menyebut praktik tersebut bukanlah praktik yang hanya dilakukan suburban. Menurutnya, siaran di televisi pun banyak yang mengandung klenikisme, urban legend, dan fenomena generasi milenial yang memburu dan mencoba merekam hantu.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, J.J Rizal juga mencontohkan adanya fenomena sejumlah politisi yang berpendidikan den memiliki gelar berlapis membawa jimat ketika diinterogasi KPK. Menurutnya hal itu dilakukan agar jimat tersebut membantunya agar tidak bisa diinterogasi.

"Ini menurut saya bukan hanya babi-nya yang ngepet, tapi masyarakatnya yang ngepet menurut saya. Kota-nya yang ngepet. Dan itu juga tercermin kaya undang-undang soal santet, soal dukun gimana cara merasionalisasinya tapi bisa masuk ke DPR. Artinya bukan hanya pak Adam yang rusak otaknya, tapi banyak orang yang ngepet otaknya gitu loh," tegas Rizal.

(hnf/hnf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads