Korban jiwa sepanjang kudeta Myanmar terus bertambah. Dua pengunjuk rasa tewas tertembak dalam unjuk rasa pada Senin (8/3).
Dilansir Reuters, kedua korban tertembak di kota Myitkyina. Foto jasad korban juga beredar di media sosial dan memancing kemarahan kubu anti-militer di Myanmar.
Berdasarkan keterangan saksi mata, korban tertembak usai polisi Myanmar tengah menembakkan gas air mata dan bom asap ke arah pengunjuk rasa. Selanjutnya, muncul tembakan dari arah gedung-gedung yang berada di sekitar lokasi demonstrasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang saksi menyebut para korban ditembak di kepala dan langsung tewas di tempat. Upaya evakuasi dilakukan langsung oleh saksi bersama pengunjuk rasa yang berada di sekitar korban.
"Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata," kata saksi yang berusia 20 tahun tersebut.
Hingga saat ini, tercatat lebih dari 50 pengunjuk rasa yang tewas dalam upaya melawan kudeta Myanmar. Mereka terdiri atas warga dan aktivis. Selain itu, aparat setempat juga sudah menangkap lebih dari 1700 orang, termasuk di antaranya berasal dari kalangan pejabat negara.
Memanasnya situasi di Myanmar turut mendapat surutan dunia internasional. Amerika Serikat bahkan menjatuhkan sanksi pemblokiran aktivitas dagang Kementerian Pertahanan, Kementerian Dalam Negeri, serta dua konglomerasi militer. Meski demikian, pihak Militer Myanmar belum menanggapi sanksi tersebut.
(/)