Donald Trump kembali melontarkan tudingan kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilihan Presiden AS (Pilpres AS). Calon Presiden Partai Republik itu menyebut kemenangannya telah 'dipangkas'.
"Kami menang banyak di semua lokasi-lokasi penting, sebenarnya, dan kemudian jumlah kami tiba-tiba secara ajaib dipangkas secara diam-diam. Dan mereka tidak mengizinkan adanya pengamat yang masuk secara legal" ucap Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, pada Kamis malam (5/11) waktu AS.
Komentar Donald Trump ini menyoroti hasil penghitungan suara di Georgia dan Pennsylvania yang menunjukkan keunggulannya menyusut. Presiden AS ke-45 itu mengklaim kemenangannya dicuri dengan kehadiran surat suara 'ilegal'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika Anda menghitung suara sah, saya dengan mudah menang. Jika Anda menghitung suara secara ilegal, mereka dapat dengan mudah mencuri kemenangan pemilu dari kami. Jika Anda menghitung suara yang datang terlambat, saya sangat memperhatikan hal tersebut, banyak suara datang terlambat", ungkapnya.
Saat ini, berdasarkan perhitungan suara masyarakat dan Electoral College, perolehan Trump masih tertinggal dari penantangnya, Joe Biden. Menurut data Associated Press, suara Trump hanya 47,9 persen, sedangkan Biden 50,5%. Sementara, data Electoral College, yang menentukan kemenangan, Trump baru memperoleh 214 suara, tertinggal dari Biden yang telah mendapat 264 suara.
Trump menyuarakan penghentian penghitungan "suara yang datang terlambat". Pernyataannya mengacu pada surat suara yang dikirim via pos, sebagai mekanisme adaptasi terhadap kondisi pandemi Covid-19.
(/)