Hal ini dialami oleh caleg nomor 1 PPP dapil Jateng VI Lukman Hakim Saifuddin. Di desa-desa yang sudah bisa diakses televisi, para calon pemilih malah justru berbondong-bondong menghampirinya.
"Mereka langsung cium tangan," kata Lukman saat berbincang dengan detikcom, Senin (16/3/2009).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ini seperti perpaduan ketemu kiai besar dan selebritis," canda Ketua Fraksi PPP DPR ini.
Tak sampai di situ, jiwa humor lelaki kelahiran Jakarta 25 November 1962 ini semakin menjadi. Ia sedikit mengenyek para caleg 'dadakan' yang tidak mempunyai latar belakang aktivis.
Menurutnya, mekanisme penetapan caleg dengan suara terbanyak sangat merepotkan para caleg 'karbitan'. Para caleg yang tidak biasa menjelajah daerah pedalaman pun akan ngos-ngosan gara-gara sistem hasil putusan Mahkamah Konstitusi tersebut.
"Bagi mereka mungkin ibarat bulan puasa, tapi nggak lebaran-lebaran," ujar Lukman sambil terbahak.
(lrn/nrl)











































