"Sebagian besar penderita ada di Indonesia Timur. Ini disebabkan sanitasi dan pengetahuan kesehatan yang kurang," kata dr Unggul Budihosodo dalam sebuah diskusi di Radio 68H, Jalan Utan Kayu, Jakarta, Selasa (2/9/2008).
Menurut Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia ini, usia yang rentan terkena penyakit ini adalah pada 30-50 tahun. Penyakit yang biasa disebut penyakit lever ini secara fisik tidak terlihat dari luar. Ini disebabkan penderita merasa sehat padahal hati mereka membengkak oleh serangan virus hepatitis B.
"Biasanya mereka hanya mengeluh letih, lemah, pusing-pusing. Padahal sudah terdapat virus di hati mereka," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bayi kan sering ke dokter untuk dicek kesehatannya, jadi justru lebih aman. Namun orang dewasa kan tidak," katanya.
Penyakit ini dapat menular melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, seks bebas, penggunaan jarum tato yang tidak stril atau alat tindik. Sedangkan penularan melalui keringat hanyalah mitos.
"30 Persen dari jarum suntik narkoba menyebabkan penularan hepatitis B," katanya
Risiko kematian akibat penyakit ini cukup tinggi. Jika balita terkena penyakit ini maka risiko kematiannya mencapai 90 persen, sedangkan untuk orang dewasa tingkat kematiannya mencapai 10 persen.
"Fakta di lapangan, pria dewasa lebih rentan terkena penyakit ini dibandingkan wanita dewasa," katanya.
(nal/nrl)