Mengendus Sisa Perang Vietnam Sejak di Bandara Saigon

Laporan dari Vietnam

Mengendus Sisa Perang Vietnam Sejak di Bandara Saigon

- detikNews
Jumat, 29 Agu 2008 09:04 WIB
Ho Chi Minh - Aroma sisa perang sudah terasa ketika roda pesawat menjejak landas pacu Bandara Internasional Tan Son Nhat di Kota Saigon/Ho Chi Minh, Vietnam, Kamis (21/8/2008) lalu. Bangunan-bangunan berbentuk seperti terowongan setengah lingkaran berjajar menyambut mata, di sela-sela area rumput bandara itu.

Di bandara internasional, bangunan usang itu membawa nuansa masa lalu. Di salah satu bangunan berderet-deret itu tampak pesawat yang terparkir di dalamnya. Seperti setting film perang macam 'Pearl Harbour' atau serial 'Tour of Duty' (film serial Perang Vietnam yang diputar medio 1990-an).

"Ya bangunan itu memang dibangun pada zaman perang. Untuk hanggar pesawat," ujar pemandu native di acara i-Ring 808 Gathering, Le Chau, ketika ditanya tentang pemandangan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bangunan itu dibangun pada tahun 1920, saat Vietnam dijajah Prancis. Bandara ini juga menjadi pangkalan utama tentara kombatan Amerika Serikat (AS), pada saat perang Vietnam (1959-1975).

Saat perang Vietnam, wilayah Vietnam saat itu terbagi 2, Vietnam Utara yang komunis dan Vietnam Selatan yang antikomunis. Sebagai bagian dari perang dingin, AS saat itu mendukung Vietnam Selatan yang antikomunis. Tentara AS plus Vietnam Selatan saat itu berperang melawan tentara Vietnam Utara yang terkenal dengan sebutan Viet Cong, yang dibantu China.

"AS berperang agar paham komunis tidak menyebar dan kuat. Mereka takut kalau China dan Rusia menjadi kuat karena paham komunisnya menyebar. Itulah bedanya dengan dijajah Perancis yang ingin mengeruk sumber alam kita," ujar Chau.

Menurut Chau, pihak Vietnam Utara mati-matian meyakinkan saudaranya di Vietnam Selatan untuk bersatu dan tidak berperang. "Vietnam Utara mengirimkan bantuan bahan pangan dan obat-obatan pada Vietnam Selatan," imbuh Chau.

Bantuan pangan itu dikirimkan melalui jalur sungai, seperti Sungai Mekong. Namun ketika pihak AS tahu, jalur itu diblokir. Tak kurang akal, bantuan pun tetap disalurkan melalui Kamboja dan Laos yang berbatasan langsung dengan Vietnam.

Dengan cara itu dan perang fisik yang dilancarkan tentara Viet Cong yang militan membuat AS kewalahan. Hasilnya, AS kalah secara ideologi dan politik. Kota yang menjadi pangkalan AS, Saigon yang sekarang menjadi Ho Chi Minh berhasil direbut
pada 30 April 1975.

Orang Amerika menyebutnya 'Fall of Saigon'. Namun bagi Republik Sosialis Komunis Vietnam, peristiwa itu disebut 'Liberation of Saigon'.

"Jadi ini bukan Perang Vietnam, tapi Perang Amerika. Karena mereka yang memulai," tukas Chau yang memprotes istilah 'Perang Vietnam' yang terlanjur kondang di dunia.

Setahun kemudian, 1976, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan bersatu di bawah kekuatan komunis membentuk Republik Sosialis Vietnam.

"Saat reunifikasi Vietnam sama sekali tidak ada pertumpahan darah. Puji Tuhan," imbuh dia.

Kini, bangunan terowongan hanggar itu menurut Chau masih digunakan. Pantauan detikcom, beberapa bangunan itu, seperti yang tampak dari terminal keberangkatan internasional, masih digunakan. Bukan untuk hanggar, melainkan untuk logistik
operasional.
(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads