Menengok SIN, Sekolah Kedutaan Indonesia di Belanda

Laporan dari Wassenaar

Menengok SIN, Sekolah Kedutaan Indonesia di Belanda

- detikNews
Kamis, 28 Agu 2008 15:15 WIB
Wassenaar - Kalau di Jakarta banyak bertebaran sekolah milik kedutaan asing, di Belanda Indonesia juga punya. Berdiri di tanah seluas 1 hektar di kawasan elite Wassenaar, prestasi sekolah ini mulai berbinar.

Sekolah yang resminya bernama Sekolah Indonesia Nederland (SIN) ini sebelumnya nyaris dilikuidasi. Pasalnya sekolah ini dulu dinilai tak prospektif, kurang terurus, dan tidak sebanding dengan biaya operasional.

Sejak dipegang tim dan direktur baru, Saidan, SIN mulai berhasil unjuk gigi membukukan satu demi satu prestasi cukup menggembirakan. Saat ini SIN bahkan diburu dari jauh. Tercatat ada sebanyak 7 siswa berasal dari Italia, 3 dari Prancis, 4 dari Belgia, dengan total jumlah siswa 44 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua orang siswa SIN, Euis Chodijah Rafioeddin dan Bernadetta A.H Subagyo, meraih predikat Juara III dalam lomba apresiasi dan kreasi sekolah Indonesia luarnegeri (SILN) yang diselenggarakan di Kuala Lumpur pada November 2007 lalu. Pada kesempatan sama staf pengajar SIN Gunaryadi dengan asisten Halimatus Sa'diyah juga menyabet Juara II lomba karya ilmiah.

"Selain itu setiap tahun sekolah ini selalu diundang mengikuti The Hague International Model United Nations THIMUN sebagai wakil Indonesia," tutur Direktur SIN Saidan, didampingi dua staf pengajar muda berkualifikasi master Gunaryadi dan Hatami Nugraha, kepada detikcom dalam perbincangan di ruang guru pada HUT ke-63 RI, 17/8/2008 lalu.

THIMUN adalah kongres tahunan untuk para pelajar antarbangsa-bangsa mengacu model Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), berasosiasi dengan Departemen Informasi Publik PBB dan ECOSOC.

Prestasi lainnya, sejak 6 tahun terakhir prosentase kelulusan ujian nasional sekolah yang pernah menelurkan Rini Mariani Soemarno (mantan Menperindag, Direktur Astra Internasional) selalu 100% untuk tingkat SD, SMP dan SMA. Patut dicatat, lulusan SMA SIN bisa langsung diterima untuk kuliah di Eropa.

Saidan yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah, menambahkan bahwa sekolah yang dipimpinnya itu juga aktif terlibat dengan kegiatan sosial kemasyarakatan dan misi kebangsaan, antara lain berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan seni budaya yang digelar KBRI Den Haag.

"Pertama kali dalam sejarah SIN menyumbang pentas seni budaya dalam rangka Koninginnedag (Hari Ratu Belanda, red) dan kegiatan Sumpah Pemuda di Universitas Leiden," ujar Saidan.

Dikatakan bahwa SIN juga aktif berpartisipasi dalam Educares, sebuah kegiatan fund raising Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) untuk membantu anak-anak tak mampu sekolah di tanah air. Sementara setiap tahun siswa SIN selalu menjadi paskibra inti upacara 17/8 KBRI.

SIN juga termasuk sekolah Indonesia yang paling pertama mempunyai websites dan hingga kini isinya selalu diupdate. Selain itu juga ada majalah tahunan siswa yang didisain dan dicetak sendiri oleh siswa. "Soal majalah ini mereka bebas dan mandiri. Kami para guru tidak ikut campur tangan," tandas Saidan.

Ayah tiga anak yang pernah tugas mengajar di Australia ini sudah menyiapkan seabrek rencana untuk terus meningkatkan prestasi siswa dan sekolah yang dipimpinnya. Apa saja? Nantikan laporan berikutnya.
(es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads