"Warga di kecamatan ini dibuat kaget. Bahkan ada sebagian warga yang sempat mengungsi ke gunung atau desa tetangga. Bahkan ada yang menuju ibukota MTB, di Saumlaki. Mereka takut akan muncul tsunami," ujar Evert Makupiola (36) warga kecamatan Waulabobar.
Diduga gunung itu muncul akibat gempa tektonik 6,9 skala richter yang mengguncang wilayah ini, awal Agustus 2008 lalu. Menyikapi hal ini, kepala seksi data dan informasi Stasiun Geofisika Ambon, Irwan Slamet, menjelaskan, dari segi tektonisme, munculnya gunung dari dasar laut merupakan hal yang biasa. Hal ini disebabkan wilayah kepulauan Maluku merupakan tempat pertemuan tiga lempeng utama bumi, yakni Eouresia, Hindia, (Indo Australia) dan pasifik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diatropisme merupakan proses pembentukan kembali kulit bumi, pembentukan gunung-gunung., lembah-lembah, lipatan-lipatan dan retakan-retakan. Ini diakibatkan oleh tenaga tektonik atau tenaga yang berasal dari kulit bumi dan menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi,” kata Irwan Slamet, (27/8/2008), saat dikonfirmasi detikcom via selular.
Hingga kini, belum satupun pejabat teras Maluku mendatangi lokasi munculnya gunung ‘ajaib’ itu. Sementara sebagian warga belum mau kembali ke desanya. "Sudah sekitar tiga Minggu, ada warga yang belum mau kembali," ungkap Evert Makupiola.
(han/djo)