Andaryoko Jelaskan Pemberontakan PETA di Blitar

Misteri Supriyadi

Andaryoko Jelaskan Pemberontakan PETA di Blitar

- detikNews
Selasa, 12 Agu 2008 14:38 WIB
Semarang - Andaryoko Wisnu Prabu (89), lelaki yang mengaku sebagai Supriyadi, tidak menampik adanya pemberontakan PETA di Blitar. Pejuang PETA melakukan hal itu karena dendam kepada Jepang.

"Secara pribadi, saya merasa terhina, karena penduduk disuruh bungkuk-bungkuk saat melintasi markas Jepang di dekat alun-alun (Blitar)," kata Andaryoko kepada detikcom dan The Jakarta Post di rumahnya, Selasa (12/8/2008).

Oleh tentara Jepang, penduduk yang tidak mau bungkuk bakal dipukul kepalanya. Perasaan terhina itu juga dirasakan pejuang PETA lain. Akhirnya, mereka melakukan pemberontakan di Blitar 14 Februari 1945.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andaryoko dan sekitar 200 pejuang PETA menyerang markas Jepang pada pukul 02.00 WIB. Menurut pengakuan Andaryoko, banyak yang mati dalam perang dadakan itu.

"Kami kalah karena Jepang mendatangkan bala bantuan dari Kediri, Malang, dan daerah sekitar. Selain faktor jumlah orang, Jepang menang karena punya lebih banyak amunisi," jelasnya.

Andaryoko dan beberapa pejuang PETA lain lari ke hutan, mulai dari Blitar Selatan, Hutan Purwo, dan Ketonggo, Ngawi. Lantas ke mana Andaryoko setelah itu? (try/asy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads