"Rumah-rumah ini sangat mengganggu perjalanan kereta api. Kereta tidak berani melebihi kecepatan 5 kilometr, karena kiri-kanannya sangat ramai dengan penduduk," ujar Kasubsi Kamtib Daops I PT KA Abdul Latif, di sekitar rel menuju Kampung Bandan, Jakarta, Selasa (5/8/2008).
Latif menjelaskan kebanyakan rumah di pinggir rel ini dikontrakan oleh masyarakat sekitar. Harga per petaknya Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu per bulan. Rumah tersebut umumnya terdiri dari dua ruangan, rata-rata tidak ada kamar mandi, karena warga menggunakan kamar mandi umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan detikcom, jarak antara rumah dengan rel KA kurang dari 1 meter. Rumah-rumah petak yang rata-rata terbuat dari tembok ini, kebanyakan sudah kosong. Warga sudah meninggalkan rumah-rumah mereka sejak PT KA mensosialisasikan pembongkaran ini dua bulan lalu.
(rdf/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini